Page 14 - Penelitian E-MODUL KAPITA SELEKTA BIDANG AR_Neat
P. 14
lingkungan digital yang berbeda dari dunia nyata. Istilah virtual reality
umumnya disingkat dengan VR. Beberapa peneliti mengkarakterisikan
VR berdasarkan tiga sifat yaitu (tele-)presensi, interaktivitas, dan
imersif (Walsh dan Pawlowski, 2002). Presensi diartikan sebagai
perasaan berada di suatu tempat secara fisik, interaktivitas
berhubungan dengan presensi yang bertujuan membentuk cara agar
pengguna merasa berada di lingkungan digital secara real-time.
Salah satu kelebihan utama VR terletak pada kemampuannya
menciptakan simulasi pengalaman nyata secara aman dan terkontrol.
Bagi penyandang disabilitas, hal ini membuka peluang untuk belajar,
berlatih, dan memahami lingkungan yang sebelumnya sulit diakses
secara fisik. Misalnya, seorang penyandang disabilitas fisik yang tidak
dapat bepergian dengan bebas bisa “mengunjungi” tempat-tempat
edukatif seperti museum atau laboratorium melalui VR (Fauzi,
Sumpeno, 2021). Simulasi ini menggunakan headshet VR yang
menampilkan sebuah museum secara tidak langsung.
Di bidang pendidikan, VR dapat mendukung siswa dengan
gangguan belajar atau disabilitas kognitif melalui lingkungan
pembelajaran yang menarik dan multisensori. Materi yang
disampaikan dalam keadaan visual, audio, dan interaktif membantu
meningkatkan perhatian dan pemahaman mereka terhadap konsep-
konsep yang sulit jika hanya disampaikan secara konvensional. Salah
satu penelitian yang dilakukan sugiyanto yaitu menerapkan VR pada
anak slow learner yaitu anak berkebutuhan khusus yang memiliki
kemampuan akademik dibawah rata-rata, menggunakan VR untuk
mendukung proses pembelajaran terbukti anak slow learner
menunjukkan minat yang tinggi terhadap media VR.
Meskipun kelebihan-kelebihan VR membuka peluang yang
besar, namun berbagai tantangan pengembangan VR masih belum
dapat dihindari. Salah satunya developer VR, Berdasarkan data
4