Page 49 - Tugas minggu 14 e-modul LKS - Sara Khezia Sibarani
P. 49

belum dikelola negara untuk memastikan tidak adanya penyimpangan atau aturan yang tidak

               adil. Di mana pada suatu ketika seorang nasabah berniat untuk mengambil kembali emas atau
               uang logam yang disimpan pada bank tersebut dengan cara menukar kembali uang kertas yang

               dia dapat dari bank tersebut ternyata harus kecewa karena uang logam yang dia terima lebih
               sedikit dari yang dijanjikan atau bahkan lebih kecil dari jumlah yang sama dari yang pernah ia

               simpan ke bank tersebut. Pada masa itulah mulai terjadi untuk pertama kalinya dalam sejarah
               model-model fraud dan rekayasa dalam sektor industri yang baru ini, yaitu sektor keuangan.


                       Sejak itulah negara menyadari perlunya suatu bank sentral yang selanjutnya didirikan

               dengan tujuan untuk memastikan adanya satu jenis mata uang kertas yang sama dan berlaku di
               suatu negara tersebut agar memiliki nilai yang stabil dan dapat dipercaya karena dijamin oleh

               negara (dengan cara awalnya negara menjamin uang kertas tersebut dengan sejumlah emas
               deposit atau logam berharga lainnya yang dicadangkan setiap mencetak nominal uang tersebut,

               namun belakangan tidak lagi dan jaminannya hanya atas nama negara saja atau sejumlah kecil

               emas) dan dapat dipergunakan terus menerus oleh masyarakat dalam menjalankan aktivitas
               perekenomiannya  di  negara  tersebut.  Dan  dengan  kewenangannya  bank  sentral  mengatur

               jumlah  uang  yang  beredar  tersebut  agar  dapat  menggerakkan  roda  perekonomian  dengan
               keseimbangan yang tepat antara peredaran jumlah uang dan barang, dan dapat terus saling

               mengembangkan, dengan cara tidak sampai menyebabkan kelebihan jumlah likuiditas/uang

               yang beredar dalam perekonomian negara tersebut yang dapat menyebabkan inflasi (naiknya
               harga-harga atau turunnya nilai uang), dan juga sebaliknya jangan sampai terjadi kekurangan

               likuiditas yang dapat menyebabkan perekonomian sulit bergerak apalagi untuk berkembang.

               Sedangkan Sejarah Bank Sentral ( Bank Indonesia )


                       Pada 1827-28, Raja Willem I menerbitkan Oktroi (Hak Ekslusif) pendirian De Javasche

               Bank (DJB) untuk mengatasi permasalahan ekonomi dan keuangan di Koloni Hindia Belanda
               yang timbul pasca-kebangkrutan VOC. DJB didirikan sebagai perseroan swasta dengan peran

               ganda:

               (1) sebagai bank sirkulasi dengan hak monopoli menerbitkan dan mengedarkan uang; dan


               (2)  sebagai  bank  komersial  yang  memberikan  jasa  keuangan  perbankan  pada  umumnya
               (general banking services).


               Sebagai  instrumen  pemerintahan  kolonial,  pendirian  DJB  ditujukan  untuk  melakukan

               reformasi keuangan dan menerapkan sistem moneter yang seragam di dalam wilayah Hindia
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54