Page 18 - Prosiding FGD TL Indeks Reputasi
P. 18
16
Pertanyaan
Arif: Apakah ada framework pengelolaan reputasi?
Jawaban
Firsan Nova: Sebetulnya sumber reputasi adalah kinerja. Kinerja sudah bagus, maka yang
ditingkatkan strategi komunikasinya. Jika kinerjanya belum bagus, maka yang disampaikan
kepada publik adalah proses dalam membangun kinerja yang baik. Publik itu perlu dialiri
informasi yang baik mengenai kita. Cara memberikan informasinya yaitu pertama, publish
unpublished news. Kedua, counter hoax. Ketiga, bangun empati publik sekitar. Perlu
dicermati, hal bagus tanpa dikomunikasikan itu tidak akan kelihatan bagus. Persepsi sama
dengan realitas, sehingga ketika kita dipersepsikan negatif walaupun sesungguhnya kita baik
maka itulah realitasnya, kita akan jelek di mata publik. Publik tidak akan tahu kita baik kalau
kita tidak mengkomunikasikan hal baik yang kita lakukan. Jika tidak ada hal baik, sampaikan
prosesnya. Hal yang kita lakukan itu pelan-pelan akan menjadi reputasi. Prosesnya dimulai
dari adalah fakta, fakta kemudian masuk ke persepsi publik, persepsi publik pelan-pelan
menjadi citra, citra yang menguat dan kokoh disebut dengan reputasi. Membangun persepsi
pun pelan-pelan mulai dari individual perception kemudian menjadi group perception lalu
menjadi public opinion.
Pertanyaan
BPKP Gorontalo: Dalam hal pengelolaan risiko reputasi trik-trik apa saja yang harus kita
lakukan untuk mempertahankan dan pengembangan kedepannya? Contoh di Gorontalo
media belum terlalu masif seperti di kota-kota besar pada umumnya.
Jawaban
Emilia Bassar: Memang media yang terverifikasi oleh dewan pers di Gorontalo masih terbatas
karena jumlah populasinya tidak begitu banyak. Selain itu media massa juga merupakan salah
satu jalan bagaimana kita bisa membangun reputasi kita melalui kerja-kerja nyata dan kualitas
peningkatan kualitas kinerja yang terus dilakukan secara bertahap. Tapi kita juga punya media
sendiri (own media) yang bisa kita kelola dan optimalkan untuk menyebarluaskan informasi
tentang praktik-praktik yang sudah kita lakukan dan akan kita lakukan. Selain itu kita juga
bisa membangun hubungan dengan stakeholders seperti misalnya mitra kerja saya seperti
BUMN/BUMD.
Saya sedikit menjawab pertanyaan Pak Yuspriadi dari BPKP Bengkulu, ini kaitanya dengan
yang saya sampaikan sebelumnya ya tadi saya sampaikan kita punya own media. Di own
media itu biasanya ada website, medsos, newsletters yang dikelola oleh organisasi atau
instansi bapak ibu sendiri. Nah di dalam own media itu juga sebetulnya kesempatan untuk
adanya employee’s stories, yaitu bagaimana employee itu menyampaikan kebijakan program,