Page 17 - Prosiding FGD TL Indeks Reputasi
P. 17

15



             Pertanyaan


               Kepala Biro Hukum dan Komunikasi (Eri Satriana): Apakah reputasi di sektor pemerintahan
               ini sebenarnya memang bisa diukur secara metodologi?





                                                                                                  Jawaban


               Emilia Bassar:  Jika dilihat dari beberapa riset di luar negeri memang ada reputation
               management untuk public sector atau government namun belum banyak. Untuk apa BPKP
               melaksanakan survei reputasi, sebenarnya pertanyaan ini belum terjawab. Apakah mungkin
               dilatarbelakangi hasil dari SWOT analisisnya yang nanti akan dikembangkan dengan short
               PEST, itu juga belum terlalu tajam sehingga reasoning dari penyelenggaraan survei ini belum
               muncul. Artinya, apakah memang ada masalah sehingga diperlukan survei seperti ini. Smart
               objective-nya apa harusnya sudah muncul sebelum kita melaksanakan survei ini. Tetapi
               menurut saya, pengukuran reputasi BPKP tidak ada masalah, hanya saja yang menjadi latar
               belakang perlu diperkuat. Ini bisa dilakukan dan barangkali jika terus dikembangkan dan juga
               ada pengayaan, bisa jadi acuan di pusat juga di daerah. Menurut saya, ada dua pendekatan yang
               bisa digunakan untuk menggali latar belakang. Pertama, apakah survei reputasi diperlukan
               untuk membangun strategi komunikasi BPKP. Atau kedua, setelah BPKP mengeksekusi
               strategi komunikasi, ditemukan masalah brand, sehingga BPKP membutuhkan survei lebih
               lanjut.



                                                                                                  Jawaban


               Firsan Nova: Ada proses yang disebut dengan RACE (reaserch, action, communication, and
               evaluation). Research dan action yang dikomunikasikan harus dapat diukur. Cara mengukurnya
               ini hingga saat ini masih menjadi perdebatan. Kami berpendapat, PR value yang digunakan
               oleh  corporate itu masih ada keterbatasan. Beberapa organisasi menggunakan statistik
               deskriptif seperti BPKP. Dengan perhitungan ini kemudian muncul tantangan yaitu tentang
               siapa yang dapat menjadi sampel.
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22