Page 40 - Kalarahu Kumpulan Cerita Rakyat Jawa.tif
P. 40

33


               "Kakak-kakakku  semua, mari  kita  pulang  saja,"  ajak
          Si  Wuragil.
               "Mengapa?"  tanya  Si  Sulung,  "Bukankah  Ayah  ber-
          pesan  kita  tidak  boleh  pergi  dari  sini?"
               Si  Wuragil  menjelaskan  bahwa  semalam  ia  men-
          dengar pembicaraan  ayah  dan  ibu  mereka. Setelah  men-
          dengar  penjelasan  itu,  mereka  mau  di  ajak  pulang.  Si
          Wuragil mengikuti batu-batu kecil yang ia jatuhkan sewaktu
          berangkat tadi.  Keenam  kakak Si  Wuragil  mengikuti  adik-
          nya. Pak Wuragil  sampai  di  rumah  lebih dulu.  Tidak lama
          kemudian  tibalah  ketujuh  anak itu  di  rumah.
               Kehidupan  keluarga  itu  semakin  kekurangan.  Si
          Wuragil  mencium  gelagat  ayahnya  yang  tidak  baik,
          "Mungkin  Ayah  akan  mengajak  lagi  ke  hutan,"  pikir  Si

          Wuragil.
               Malam  itu  mereka  mendapat  jatah  makan,  masing-
          masing  dua  buah jagung  rebus. Si  Wuragil  hanya  mema-
          kan  satu  buah  jagung,  sedangkan  yang  satu  buah  lagi  ia
          simpan.  Apabila  ayahnya  mengajak  ke  hutan,  jagung  itu
          akan  dipergunakan  untuk  tanda/jejak.  Dugaan  Si  Wuragil
          benar karena  keesokan  harinya  ia  dan  keenam  kakaknya
          diajak ayahnya ke hutan. Seperti beberapa waktu yang lalu
          setiap  beberapa  langkah  Si  Wuragil  menjatuhkan  sebutir
          jagung. Akhirnya, mereka  sampai  di  tengah hutan.
               "Nak,  kita  istirahat  di  sini dulu. Ayah  ingin  buang  air
          besar  di  sungai,"  kata  orang  tua  setengah  baya  itu  sabil
          menunjuk ke  arah  sebuah  sungai.
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45