Page 49 - Modul Elektronik Sistem Ekskresi Manusia
P. 49
B. PARU-PARU
1. Pneumonia
Merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan akut pada bagian bawah.
Penyakit ini menjadi salah satu penyebab tertinggi kematian pada balita di negara
berkembang.
Pneumonia adalah pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak dibandingkan
dengan gabungan penyakit AIDS, malaria dan campak. Persentasenya yaitu 19% dari
semua penyebab kematian balita kemudian disusul diare 17%, sehingga World Health
Oganization (WHO) menyebutnya sebagai pneumonia is the leading killer of children
worldwide. Setiap tahun diperkirakan lebih dari 2 juta balita meninggal karena pneu-
monia di dunia (1 balita/20 detik) dari 9 juta total kematian balita.
2. TB
Tuberculosis atau dikenal dengan TB Paru merupakan penyakit yang mematikan
setelah HIV/AIDS. Penyakit ini menjadi epidemic di dunia. Indonesia merupakan negara
dengan urutan kedua tertinggi di dunia penderita TB paru setelah India (WHO, 2015).
Penyakit tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis yang sebagian besar menyerang paru-paru (Ver-
sitaria, 2015). Penderita tuberkulosis paru BTA (+) dapat menularkan pada orang se-
kelilingnya, terutama yang melakukan kontak erat. Setiap penderita tuberculosis paru
BTA (+) dapat menularkan pada 10-15 orang per tahun. Daya penularan dari seorang
penderita tuberculosis paru BTA (+) ditentukan oleh banyak bakteri yang dikeluarkan
dari paru-paru (Budi, dkk. 2018). Sumber penularan adalah penderita tuberkulosis BTA
positif, pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk droplet (percikan dahak). Beberapa faktor yang mengakibatkan menularnya
penyakit itu adalah kebiasaan buruk pasien TB paru yang meludah sembarangan (An-
ton, 2008; Currie, 2005). Hasil penelitian Suharyo (2013) menyebutkan sebagian besar
penderita TB paru di daerah pedesaan berpendidikan menengah, dalam masa usia pro-
duktif, dan dalam kategori kurang mampu dari sisi ekonomi. Tempat tinggal sebagian
besar penderita TB paru di daerah pedesaan belum memenuhi kriteria rumah sehat
baik dari sisi kepadatan hunian, pencahayaan, ventilasi, serta kelembaban.
45