Page 36 - Panduan Mentoring Islam STPN 2021
P. 36
Menurut Anselm, manusia dapat memikirkan sesuatu yang kebesaranya
tidak dapat melebihi dan diatasi oleh segala yang ada, konsep sesuatu yang
maha besar, maha sempurna, sesuatu yang tidak terbatas. Zat yang serupa
ini mesti mempunyai wujud dalamj hakekat, sebab kalau tidak memiliki
wujud dalam hakekat dan hanya mempunyai wujud dalam fikiran, zat itu
tidak mempunyai sifat yang lebih besar dan sempurna dari pada
mempunyai wujud. Mempunyai wujud dalam alam hakekat lebih besar dan
sempurna dari pada mempunyai wujud dalam alam fikiran saja. Sesuatu
yang maha besar dan maha sempurna itu ialah Tuhan dan karena sesuatu
yang terbesar dan paling sempurna tidak boleh tidak pasti mesti
mempunyai wujud, maka Tuhan mesti mempunyai wujud. Dengan
demikian, Tuhan pasti ada.
c. Dalil Teleologis
Dalil teleologis yaitu pembuktian tentang adanya Tuhan dengan
berpedoman pada konsep keterpolaan (desain) di dalam alam semesta yang
membutuhkan ‘desainer’. William Paley menyatakan bahwa di dalam dunia
yang konkrit kita melihat kompleksnya unsure-unsur dunia ini, akan tetapi
terlihat sangat teratur sekali. Alam semesta menunjukan bentuk
keteraturan itu, dimana planet-planet yang bertaburan namun tidak saling
berbenturan satu sama lainya. Hal ini menunjukan adanya kekuatan maha
Dahsyat yang menciptakan dan mengendalikannya. Alam semesta
merupakan karya seni terbesar yang menunjukan adanya ‘A Greater
Intellegent Desaigner’, yaitu Tuhan. Tegasnya ‘langit menceritakan kemulian
Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya’. Perhatikan
firman Allah dalam QS as-Shaffat (37): 6 dan Qaf (50): 6.
d.Dalil Fenomenologis
Dalil fenomenologis yaitu pembuktian tentang keberadaan Tuhan dengan
mengacu pada rahasia-rahasia fenomena yang terjadi di alam semesta.
Fenomena yang terjadi di alam semesta ini dari makhluk yang terkecil
sampai alam yang membentang luas, semuanya menyngkapkan rahasia
akan keberadaan Tuhan. Argumen ini dikemukakan oleh Sa’id Hawwa
dalam bukunya Allah Jalla wa Jalaluhu.
1) Fenomena terjadinya Alam. Setiap sesuatu yang ada pasti ada yang
mengadakan, begitu alam semesta ini, tentu ada yang menciptakan.
Lihatlah gunung hijau yang kokoh bediri, aliran sungai yang kesemuanya
bermuara ke laut, langit yang tegak tanpa tiang, planet beredar penuh
keteraturan, mungkinkah kesemunya ada dengan sendirinya? “Apakah
mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan
(diri mereka sendiri)? Ataukah mereka yang telah menciptakan langit dan
bumi itu”. (QS at-Thur: 35-36)
Panduan Kerohanian Islam STPN | 35