Page 28 - MAJALAH DIGITAL LENTERA ILMU
P. 28

KARYA GURU




            Cerita Pendek

                               Melukis Langit
                               Melukis                           Langit




                                                        Oleh Esdeen  S.


                                                              “Ah, tahu saja kamu, Kang!”sahut Sumirah
                  “Sum!”sebuah              suara
                                                              dengan  pipi sedikit memerah.
           membuyarkan       lamunan     Sumirah.
                                                              “Memangnya siapa yang mesti Sum
           Gadis  hitam  manis berlesung pipit itu
                                                              lamunkan?”
           dengan  gugup  menoleh  belakang,  ke
                                                               “Jaelani!”
           arah asal suara.
                                                              “Jaelani siapa, Kang? Sum tak kenal pemuda
                 “Oh, Kang Gusar! Mau ke mana,
                                                              itu?”
           Kang?”Sumirah  kaget.  Jantungnya
                                                              “Ala! Pura-pura saja kamu, Sum!”
           berdegup  kencang,  seakan  hampir
                                                              “Betul, Kang! Jaelani itu siapa? Pemuda dari
           copot.  Entah  karena  apa,  tiap  kali
                                                              desa mana? Sum tak pernah kenal dia.”
           bertemu dengan jejaka yang bernama
                                                              “Betul katamu, Sum?”lurus-lurus kedua mata
           Gusar  tadi  jantungnya  berdetak  tak
                                                        Gusar bersarang di balik senyum Sumirah.
           beraturan.
                                                        Sumirah  mengangguk.  Mayakinkan  si  anak  petani
                 Jejaka  sederhana  yang  oleh
                                                        paling  kaya  di  desanya,  Kaliboja,  Paninggaran.  Pak
           Sumirah  disebut  Kang  Gusar  tadi
                                                        Salim, nama bapak Gusar, tinggal tak jauh dari rumah
           terlihat  menyunggingkan  senyum  di
                                                        Sumirah. Kurang lebih satu kilo meter ke arah utara.
           bibirnya  yang  tak  pernah  tersentuh
                                                        Karena  tetangga  dekat,  Sumirah  pun  paham  betul
           asap rokok.
                                                        pada keadaan ekonomi keluarga Gusar.
                 “Ini mau merumputkan sapi milik
                                                              Melihat  anggukan  Sumirah,  hati  Gusar  jadi
           Bapak,  Sum,”jawab  Gusar  dengan
                                                        sangat lega. Kini sambil tersenyum, Gusar   melangkah
           wajah  ceria,  “sedang  mengapa  siang-
                                                        ambil  duduk  di  bangku  bambu  yang  ada  di  teras
           siang  begini  kau  ada  di  teras  rumah
                                                        depan rumah si kembang desa itu.
           sendirian?     Memangnya         tidak
                                                              “Maaf,  boleh  aku  numpang  duduk  di  sini,
           membantu  Emak  memetik  pucuk  teh
                                                        Sum?”dengan sopan pemuda itu meminta izin.
           di kebun?”
                                                              “Oh,  silakan,  Kang!  Silakan!  Asal  jaga  jarak,
                 “Tidak, Kang. Sum tidak   kenapa-
                                                        ya!”jawab gadis desa itu mengajukan syarat.
           kanapa. Sum cuma sedang tidak enak
                                                              “Memangnya kenapa, Sum?”
           badan  saja,  kok,”jawab  Sumirah
                                                              “Sekarang ini  covid kan belum seratus persen
           mencari alasan.
                                                        hilang, Kang,”ujar Sumirah mengingatkan Gusar, “kita
                 “Nah, aku tahu, sekarang!”timpal
                                                        masih perlu hati-hati.”
           Gusar memancing penasaran Sum,
                                                              “Oh...!   Corona    maksudmu,      Sum?”Gusar
           “tak enak badanmu karena ada yang
                                                        menepuk jidat sendiri.
           dilamunkan. Benar, ‘kan?”kerling mata
                                                              Seraya     tersenyum       manis,     Sumirah
           jejaka berambut pendek itu  menyapu
                                                        mengangguk, mengiyakan.
           wajah Sumirah penuh selidik.





                                                                               Majalah Digital - Lentera Ilmu    27
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33