Page 32 - MAJALAH DIGITAL LENTERA ILMU
P. 32
“Emak tidak mau tahu. Kau mau Malah gadis bercaping kerucut itu menatap langit
pilih Emak atau Gusar, terserah. ” dengan berlinangan air mata. Hatinya sangat
gundah. Tak tahu harus berbuat apa. Mau pilih Emak
“Apa Emak tak kasihan pada atau Gusar? Keduanya dirasa sama-sama berat di
Sum?”Sum meraih kedua tangan hatinya.
keriput emaknya, memohon restu. Gadis desa itu benar-benar risau. Tak ada
“Justru karena rasa kasihan, pijakan kuat bagi dirinya. Sumirah terasa limbung.
Emak melarangmu menjalin hubungan Matanya kering tak berair lagi. Wajahnya masih
dengan pemuda itu, Sum.” menatap langit. Melukis pemandangan terindah
“Emak rela kehilangan Sum antara emak kesayangan dan Gusar pemuda
hanya karena tak suka pada Pak Salim, pujaan.
bapak Kang Gusar, Mak?” Melihat itu, Gusar penasaran. Diperhatikannya
Sum lurus-lurus.
“Terserah kamu!”dengan tidak
mengacuhkan anak gadisnya, Mak Tiba-tiba,“Sum...!”teriak Gusar melengking
Darni berdiri dari duduknya. keras,“apa yang terjadi padamu, Sum?”secepat kilat
Membuang muka jauh-jauh dari Gusar melompat dan menubruk tubuh Sumirah yang
Sumirah. telah bersimbah darah.
Mendengar teriakan pemuda tadi, Mak Darni
Pada saat yang bersamaan, Gusar segera membuang keranjang wadah pucuk teh.
melangkah dari arah asal terbit Dengan langkah tehuyung, wanita itu mendapatkan
matahari. anak gadisnya dengan tangis sesenggukan. Kedua
mata cekungnya menangkap dengan jelas ada sebilah
“Sum! Aku menyusulmu, pisau petik teh yang telah menancap dalam-dalam
Sum...!”seru pemuda itu dari jarak pada bagian dada Sumirah. ***
sepetak kebun sambil melambai-
lambaikan tangannya.
Jejaka tadi menghampiri
Pekalongan, akhir Januari 2022
Sumirah yang baru saja bersitegang
Penulis : Esdeen S.
dengan Emak. Ditaruhnya keranjang isi
rumput tidak jauh dari Sumirah duduk. Guru SDN 01 Domiyang, Paninggaran,
Melihat ada jejaka yang datang Pekalongan 51164
itu anak si Salim, tanpa basa-basi Mak
Darni segera meninggalkan Sumirah.
Wanita tua itu secepat kilat menuruni
kebun teh untuk memetik pucuk-
pucuknya kembali. Dibawanya
setumpuk dendam kepada bapak
pemuda yang menghampiri anak
gadisnya itu bulat-bulat di lubuk hati
tuanya.
Sementara Sumirah tidak
menyambut ceria kedatangan Gusar.
Majalah Digital - Lentera Ilmu 31