Page 36 - MAJALAH DIGITAL LENTERA ILMU
P. 36

Ayah melirik kaca sepion yang                “Benarkah apa yang dikatakan Ayah, Bu?”aku
             tergantung di depan sopir.                          bertanya.

                     “Baik, Yah,”sahutku. Aku segera             “Ya, iyalah... Mau apa kamu?”Ibu menanggapi
             berpaling ke belakang, ke arah jok tempat ibu       pertanyaanku.
             duduk.
                                                                 “Tentu Indri mau dibelikan usek krenyes tadi,
                    “Ada apa?”sapa ibu sesaat setelah            Bu!”
             terjaga dari kantuknya.
                                                                 “Tak bisa!”tukas Ibu tegas.
                    “Ah, tidak ada apa-apa, Bu!”sembari
             menahan geli, aku menjawab dengan gugup.             “Kenapa, Bu?”
             “Ngecek Ibu ngantuk, ya?”suara ibu terdengar        “Bukankah tadi kamu telah meledek Ibu
             parau.                                              tertidur?”

             Aku tidak menjawab. Pura-pura tidak                 “Kalau sikap Indri tadi sempat membuat Ibu tak
             mendengar pertanyaan ibu.                           suka,”ujar Indri dengan sopan. “Indri  minta
                                                                 maaf, Bu! Ya ‘kan, Yah?”
             “Nyatanya Ibumu ngantuk tidak, Indri?”sela
             ayah sembari terus mengendalikan mobilnya.          “Benar, Bu!”sahut Ayah sembari tersenyum.
                                                                 “Ayah juga minta maaf! Ibu bersedia
             “Tidak, Yah. Ibu cuma baru terjaga dari             memaafkan kami berdua, bukan?”
             tidurnya saja,”jawabku bergurau.
                                                                 Walau dengan anggukan pelan, ibu
             “E, eh, enak saja kamu menuduh Ibu,                 mengiyakan.
             Indri!”suara ibu sedikit tinggi.  “Sejak tadi Ibu
             asyik memperhatikan pemandangan kanan-kiri          “Terima kasih, Bu!”kataku lega sambil
             jalan kok. Mengapa kaukatan tidur?”gerutunya        tersenyum. Demikian juga ayah.
             dengan wajah cemberut.                              “Kalau boleh tahu,”ujarku sesaat dari itu.

             “Ha, ha, ha...!”tawaku meledak. Geli. Ayah          “Memangnya usek krenyes itu dibuat dari
             juga.                                               bahan apa, Bu?”

             “Awas kamu, Indri! Nanti tak akan Ibu belikan       “Dari pati singkong digulung-gulung seperti
             cemilan khas Paninggaran, kamu!”ibu                 lontong yang dikukus,”jawab ibu.
             mengancamku.
                                                                 “Hanya cukup sampai di situ, Bu?”tanyaku
             “Cemilan apa itu, Bu?”tanyaku ingin tahu.           ingin tahu lebih jauh.

             “Usek krenyes.“                                      “Tentu saja tidak!”

             “Usek krenyes? Kok Indri baru                       “Lantas, setelah dikukus, pati singkong tadi
             mendengarnya?”                                      harus diapakan lagi?”

             “Ya, benar sajalah,“sahut Ayah.“Usek krenyes        “Setelah pati singkong itu matang dan terasa
             itu nama cemilan khas Paninggaran, Indri.           kenyal,”kata Ibu selanjutnya. “Angkat dari
             Makanan ringan dari daerah asal Ibumu,”lanjut       dandang. Selanjutnya ditiriskan airnya.”
             ayah. “Di daerah lain, usek krenyes tak ada.        “Kalau sudah tiris, Bu?”masih tanyaku.
             Kalaupun ada, besar kemungkinan hasil beli
             dari Paninggaran. Benar tidak, Bu?”ayah             “Boled yang masih kenyal tadi diiris tipis-tipis
             berkomentar panjang.                                dengan pisau tajam. Hal ini dimaksudkan  agar
                                                                 tidak banyak yang pecah atau remuk,”jawab
                                                                 ibu menerangkan.



                                                                               Majalah Digital - Lentera Ilmu    35
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41