Page 120 - KONSEP DASAR PKN -
P. 120
Jepang mendukung berdirinya kursus-kursus yang diadakan dalam asrama-
asrama, misalnya di Asrama Angkatan Baru Indonesia yang terdapat Sendenbu dan
Asrama Indonesia Merdeka yang didirikan Angkatan Laut Jepang. Namun, pemuda
Indonesia baik pelajar maupun mahasiswa tidak gampang termakan oleh
propaganda Jepang. Mereka menyadari bahwa imperialisme yang dilakukan oleh
Jepang pada hakikatnya sama dengan imperialisme bangsa Barat.
Pada masa itu, di Jakarta terdapat 2 kelompok pemuda yang aktif berjuang, yakni
yang terhimpun dalam asrama Ika Daikagu (Sekolah Tinggi Kedokteran) dan
kelompok pemuda yang terhimpun dalam Badan Permusyawaratan/Perwakilan
Pelajar Indonesia (Baperpri). Kelompok terpelajar tersebut mempunyai ikatan
organisasi yang bernama Persatuan Mahasiswa. Organisasi ini merupakan wadah
untuk menyusun aksi-aksi terhadap penguasa Jepang dan menyusun pertemuan-
pertemuan dengan para pemimpin bangsa. Dalam perjuangannya, kelompok
pemuda juga selalu berhubungan dengan kelompok-kelompok yang lain, yaitu
kelompok Sukarni, kelompok Ahmad Subarjo, dan Kelompok Syahrir. Tokoh-tokoh
Kelompok Pemuda yang terkenal antara lain: Chaerul Saleh, Darwis. Johar Nur, Eri
Sadewo, E.A. Ratulangi, dan Syarif Thayeb.
3) Perlawanan Angkat Senjata
Perlakuan Jepang yang tak berperikemanusian menimbulkan reaksi dan
perlawanan dari rakyat Indonesia di berbagai wilayah. Kebencian ini bertambah
ketika di beberapa tempat, Jepang menghina aspek-aspek keagamaan. Berikut ini
beberapa perlawanan rakyat pada masa penjajahan Jepang.
a) Perlawanan di Cot Plieng, AcehPerlawanan di Aceh ini dipimpin oleh Tengku
Abdul Djalil, seorang ulama pemuda. Pada 10 November 1942, tentara Jepang
menyerang Cot Plieng pada saat rakyat sedang melaksanakan shalat subuh.
Penyerangan pagi buta ini akhirnya dapat digagalkan oleh rakyat dengan
menggunakan senjata kelewang, pedang, dan rencong. Begitupun dengan dengan
serangan kedua, tentara Jepang berhasil dipukul mundur. Namun pada serangan
yang ketiga, pasukan Teungku Abdul Jalil dapat dikalahkan Jepang. Peperangan
ini telah merenggut 90 tentara Jepang dan sekitar 3.000 masyarakat Cot Plieng.
BAB 5 SEJARAH PERJUANGAN BANGSA | 116

