Page 6 - Sinar Tani Edisi 4071
P. 6
6 Edisi 22 - 28 Januari 2025 | No. 4071 Tahun LV
Asa di Tahun Baru
Kenaikan HPP gabah pada awal tahun baru dan menjelang musim panen
memberikan asa baru bagi petani. Berikut ini wawancara Tabloid Sinar Tani
dengan Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jawa Barat, Otong Wiranta dan
Penyuluh Pertanian Kecamatan Jayakerta, Kabupaten Karawang, Efki Sugriawan.
Ketua KTNA Jawa Barat, Otong Wiranta:
HPP Bisa Dirasakan Petani
Pemerintah resmi menerbitkan Keputusan Kepala Badan
Pangan Nasional (Kepbadan) Nomor 2 Tahun 2025 pada 12
Januari 2025. Kebijakan tersebut mengatur perubahan harga
pembelian pemerintah (HPP) dan rafaksi harga gabah dan beras.
etua Kontak Tani Nelayan Namun, ia mengakui, selama ini gabah menurun drastis.
Andalan (KTNA) Jawa dampak HPP belum sepenuhnya Saat ini, tanaman padi di Jawa
Barat, Otong Wiranta, petani merasakan, khususnya di Barat berada pada fase pertumbuhan
mengapresiasi langkah daerahnya. Pasalnya, harga gabah dengan rata-rata usia 30-50 hari. Apalagi biaya lain seperti sewa lahan,
pemerintah yang kering panen (GKP) di lapangan saat Panen diperkirakan akan dimulai intensitas budidaya dan kebutuhan
Kmenaikkan HPP gabah ini sudah berada di kisaran Rp 7.000/ pada Maret. Produktivitas di daerah peralatan seperti dryer jauh lebih
menjadi Rp 6.500/kg. Menurutnya, kg. sentra Pantura mencapai 6,5-7 ton/ tinggi dibandingkan daerah lain.
kebijakan ini memberikan “Harga gabah sedang tinggi ha, bahkan beberapa lahan mampu Ia berharap kebijakan zonasi ini
perlindungan harga yang sangat karena belum memasuki panen menghasilkan hingga 8-9 ton/ha. dapat memberikan keadilan bagi
dibutuhkan oleh petani. raya. Tetapi kami yakin kebijakan Otong mengungkapkan, petani di daerah sentra produksi.
“Kenaikan HPP ini tentu kabar ini sangat berguna saat panen raya sebelumnya ada usulan membagi “Kami berharap kebijakan HPP ini
baik bagi kami petani. Dengan tiba, ketika harga seringkali anjlok, HPP berdasarkan zonasi wilayah. bisa benar-benar membantu petani
adanya jaminan harga di atas HPP, apalagi di musim hujan,” katanya. Misalnya, di daerah sentra produksi saat harga jatuh. Dengan adanya
kami merasa lebih aman karena Karena itu, ia berharap pemerintah seperti Pantura Jawa Barat, harga zonasi, petani di daerah sentra bisa
harga tidak akan jatuh terlalu rendah, dapat benar-benar hadir di lapangan gabah biasanya lebih tinggi karena tetap mendapatkan perlindungan
terutama saat panen raya,” ujar untuk mengimplementasikan HPP kualitas hasil panen dan biaya yang memadai,” pungkas Otong.
Otong. ini secara nyata, terutama saat harga produksi yang juga lebih besar. Herman/Yul
Penyuluh Pertanian, Efki Sugriawan:
Imbangi dengan Pengendalian
Harga Saprodi
Pemerintah resmi menaikkan Harga Pembelian itu, Efki berharap pentingnya peran
Pemerintah (HPP) gabah dari Rp 6.000 menjadi pemerintah dalam menjaga stabilitas
harga di tingkat petani. "Selama ini,
Rp 6.500/kg. Kebijakan ini berlaku mulai 15 Januari harga gabah di tingkat petani sering
2025, sebagaimana tercantum dalam Keputusan kali masih diatur tengkulak. Dengan
Kepala Badan Pangan Nasional (Kepbadan) No. 2 adanya keputusan pemerintah, kami
berharap harga ini bisa stabil dan
Tahun 2025 yang diterbitkan pada 12 Januari 2025. adil," tambahnya.
Namun, ia mengingatkan
bahwa kenaikan HPP saja tidak
angkah tersebut disambut Menurut Efki, saat ini harga cukup jika tidak diimbangi dengan
antusias oleh petani, karena gabah di Desa Jayamakmur, wilayah pengendalian harga bahan pokok
menjadi angin segar di binaannya, sudah menunjukkan dan sarana produksi pertanian. Ia menambahkan, saat ini
tengah tantangan kenaikan tren positif sejak musim panen lalu. "Harga sarana produksi terus naik, petani baru saja selesai panen dan
biaya produksi. Penyuluh Pada musim panen sebelumnya, jadi jika bahan pokok bisa lebih sedang bersiap memulai musim
Lpertanian lapangan, harga gabah sudah mencapai terjangkau, dampaknya akan lebih tanam berikutnya. Dalam konteks
Kecamatan Jayakerta, Efki Sugriawan Rp 6.000-7.000/kg untuk kualitas terasa bagi petani," ungkap Efki. ini, Efki berharap ada sinergi antara
berharap kebijakan ini akan kadar air yang sesuai ketetapan Efki melaporkan, produktivitas pemerintah dan pengusaha dalam
memberikan dampak positif yang pemerintah. Bahkan, hasil panen padi di wilayah binaannya menyerap gabah dengan harga yang
signifikan bagi kesejahteraan petani. yang menggunakan mesin pemanen menunjukkan peningkatan kompetitif.
"Tentunya ini kabar yang sangat modern seperti combine harvester dibandingkan tahun lalu, meskipun "Jika ada offtaker dari pemerintah
menggembirakan buat para petani, bisa mencapai harga Rp 7.000/kg. petani harus menghadapi tantangan yang membeli gabah sesuai
apalagi di tengah harga sarana dan Namun, faktor cuaca masih seperti serangan hama penggerek ketentuan, tentu pengusaha lain akan
prasarana pertanian yang terus naik. sangat memengaruhi harga. batang dan tikus. Produktivitas rata- bersaing. Ini akan menguntungkan
Kenaikan harga gabah akan menjadi Misalnya, saat hujan turun tiga hari rata mencapai 6,8 ton/ha. ”Ini hasil petani karena mereka bisa
kompensasi yang seimbang," ujar berturut-turut, harga bisa turun lagi yang cukup baik untuk mendukung mendapatkan harga yang lebih baik,"
Efki. ke kisaran Rp 5.800-6.300/kg. Karena ketahanan pangan nasional," katanya. tutup Efki. Herman/Yul