Page 20 - E-Book Enzim Biologi
P. 20
Setelah menjawab teka-teki silang pada fitur "let's answer", kalian tentu
telah mengetahui komponen-komponen enzim. Adapun penjelasan
komponen enzim menurut Susanti dan Fibriana, (2017) sebagai berikut:
Komponen utama yang menyusun enzim adalah protein. Namun,
sebagian besar enzim memiliki komponen selain protein meskipun ada juga
enzim yang hanya memiliki komponen protein seperti enzim pepsin dan
tripsin. Komponen protein dalam enzim disebut apoenzim. Enzim dengan
komponen protein dan bukan protein adalah holoenzim. Contoh dari
holoenzim yaitu enzim katalase yang terdiri dari protein dan feriprotorfirin.
Selain itu, juga ada enzim yang terdiri dari protein dan logam misalnya
askorbat oksidase yang dapat mengikat tembaga.
Bagian bukan protein pada enzim yang bisa terikat kuat dan lemah
disebut kofaktor. Kofaktor memiliki peran untuk melengkapi struktur sisi
aktif dari suatu enzim atau memodifikasi sisi aktif enzim sehingga substrat
dapat melekat pada sisi aktif enzim. Kofaktor bereaksi sebagai donor
elektron atau atom bagi suatu substrat. Kofaktor dapat menjadi resipien dari
produk suatu reaksi, elektron maupun proton serta dapat kembali ke dalam
bentuk semula setelah reaksi selesai. Kofaktor bersama dengan residu
tertentu pada sisi aktif enzim dapat mempolarisasi molekul substrat
sehingga mudah mengalami perubahan saat proses katalitik. Kofaktor
terbagi menjadi tiga yaitu gugus prostetik, koenzim dan ion-ion anorganik.
Gugus prostetik merupakan senyawa organik yang terikat kuat pada
apoenzim, selama proses reaksi berlangsung tidak akan dilepaskan dan sulit
untuk diuraikan. Contoh dari gugus prostetik yaitu heme dan FAD. Heme
adalah gugus prostetik yang memiliki keterikatan permanen pada sisi aktif
enzim peroksidase dan katalase sedangkan flavin adenin dinukleotida (FAD)
adalah gugus prostetik dari enzim suksinat dehidrogenase atau enzim yang
mengkatalisis perubahan suksinat menjadi fumarat pada siklus krebs.
Koenzim merupakan komponen non protein berupa senyawa organik
yang terikat lemah dengan apoenzim dan bersifat tidak permanen. Koenzim
dapat disebut kosubstrat karena secara katalitik memiliki sifat tidak aktif.
Koenzim dapat dengan mudah dipisahkan secara dialisis. Koenzim yang
sama bisa menjadi kofaktor pada enzim yang berbeda. Umumnya, koenzim
tidak hanya membantu enzim dalam memecah substrat. Koenzim juga
mampu bertindak menjadi aseptor sementara untuk produk yang terjadi.
Komponen kimia koenzim paling banyak merupakan derivat dari vitamin B.
Ion anorganik adalah salah satu bentuk dari kofaktor yang dibutuhkan
untuk aktivitas enzim tertentu. Ion-ion anorganik akan membentuk ikatan
koordinasi dengan rantai spesifik pada sisi aktif enzim dan pada saat yang
sama akan membentuk satu atau lebih ikatan koordinasi dengan substrat.
Terjadinya ikatan koordinasi akan membantu polarisasi di dalam substrat
sehingga dapat dipecah oleh enzim. Adapun contoh ion anorganik yaitu ion
Zn2+ pada aktivitas enzim enzim karbonat anhidrase. Ion anorganik Mg2+
pada aktivitas enzim hexokinase dan sebagainya.
BIOLOGI-ENZIM 9