Page 137 - PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK KELAS VIII
P. 137
D. Sakramen Tobat
Ada ungkapan yang menyatakan “Tiada gading yang tak retak”. Ungkapan ini
mengandung makna bahwa tiada seorang manusia yang sempurna. Berarti tidak ada
seorang pun yang tidak pernah berbuat dosa. Gereja Katolik menyadari hal ini karena
setiap orang mempunyai kelemahan dan keterbatasan. Itulah sebabnya manusia kerap
jatuh ke dalam dosa. Dosa dipandang sebagai perbuatan melawan cinta kasih Tuhan
dan sesama, yang dilakukan secara sadar, sengaja, dan dalam keadaan bebas.
Bagaimana sikap kita terhadap dosa yang kita perbuat? Apakah kita bersikap
berani atau sebaliknya? Sebagian orang ada yang secara berani mau mengakui segala
kesalahan dan dosanya dan berani untuk memohon maaf, namun demikian ada juga
orang yang selalu berusaha untuk menutup-nutupi bahkan tidak mau mengakui
kesalahan atau dosanya.
Allah adalah Maha Rahim, Ia Maha Pengampun, Ia tidak mau manusia hidup dalam
kungkungan dosa. Dalam kebaikan-Nya, Ia selalu menanti dan mengusahakan agar
manusia kembali kepada-Nya, bahkan membebaskannya, tanpa memperhitungkan
besarnya dosa manusia (lih. I Yoh 4: 16b). Allah selalu mengundang orang yang
berdosa untuk kembali bersatu dengan-Nya. Ia mengundang orang berdosa untuk
bertobat (bdk I Yoh 1: 9).
Inilah yang akan kita pelajari pada bagian ini yaitu segala hal yang berkaitan
dengan Sakramen Tobat.
Doa
Anak-anak yang terkasih, marilah mengawali kegiatan belajar kita dengan menyatakan
doa tobat kita.
Allah yang Maharahim,
aku menyesal atas dosa-dosaku,
sebab patut aku Engkau hukum,
terutama sebab aku telah menghina Engkau,
yang Mahamurah dan Mahabaik bagiku.
Aku benci akan segala dosaku,
dan berjanji dengan pertolongan rahmat-Mu
hendak memperbaiki hidupku
dan tidak berbuat dosa lagi.
Allah, ampunilah aku, orang berdosa.
Amin.
130 Kelas VIII SMP