Page 175 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 175

PROSES & TEKNIK
                  PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG


                                RUU disahkan oleh Presiden dengan membubuhkan tanda tangan
                           dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak RUU
                           tersebut disetujui bersama oleh DPR dan Presiden sebagaimana yang
                           tercantum dalam ketentuan Pasal 73 ayat (1) UU No. 12 Tahun 2011 jo. UU
                           No. 15 Tahun 2019.
                                Batas waktu 30 (tiga puluh) hari sesuai dengan ketentuan Pasal 20
                           ayat (5) UUD NRI Tahun 1945. Bagaimanakah keabsahan RUU yang telah
                           disetujui bersama oleh DPR dan Presiden tersebut tidak ditandatangani
                           oleh Presiden dalam waktu 30 (tiga puluh) hari? Jawabannya adalah RUU
                           tersebut tetap sah menjadi UU dan wajib diundangkan, sebagaimana
                           diatur dalam ketentuan Pasal 73 ayat (2) UU No. 12 Tahun 2011 jo. UU No.
                           15 Tahun 2019:
                           “Dalam hal RUU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
                           ditandatangani oleh Presiden dalam waktu Paling lama 30 (tiga puluh)
                           hari terhitung sejak  RUU tersebut  disetujui bersama,  RUU  tersebut sah
                           menjadi UU dan wajib diundangkan.”

                                Dalam hal sahnya RUU  yang dimaksud pada ayat (2), kalimat
                           pengesahannya disebutkan berbunyi: UU ini dinyatakan sah berdasarkan
                           ketentuan Pasal 20 ayat (5) UUD NRI Tahun 1945. Kalimat pengesahan
                           tersebut  harus  dibubuhkan  pada  halaman  terakhir  UU  sebelum
                           pengundangan naskah UU ke dalam Lembaran Negara Republik
                           Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam ketentuan Pasal 73 ayat
                           (3) dan ayat (4) UU No. 12 Tahun 2011 jo. UU No. 15 Tahun 2019.

                           6.   Pengundangan Undang-Undang
                                Agar setiap orang mengetahuinya, maka setiap UU  yang baru
                           disahkan harus diundangkan dengan menempatkannya dalam
                           lembaran resmi negara, yaitu (a) Lembaran Negara Republik Indonesia
                           dan (b) Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia sebagaimana
                           yang tercantum dalam ketentuan Pasal 81 UU No. 12 Tahun 2011 jo. UU
                           No. 15 Tahun 2019.
                                Dengan diundangkannya UU dalam lembaran resmi tersebut,
                           maka setiap orang telah mengetahuinya. Selain UU, peraturan
                           perundang-undangan lainnya  yang diundangkan dalam Lembaran
                           Negara Republik Indonesia, meliputi:



                   158   dpr.go.id
   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180