Page 287 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 287

PROSES & TEKNIK
                  PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG


                                                  PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
                                                  tanda tangan
                                                  NAMA PRESIDEN RI


                           II.  HAL-HAL KHUSUS
                           A.  PENDELEGASIAN WEWENANG
                                Peraturan perundang-undangan  yang lebih tinggi dapat
                           mendelegasikan kewenangan mengatur lebih lanjut kepada peraturan
                           perundang-undangan yang lebih rendah. Pendelegasian kewenangan
                           juga dapat dilakukan dari suatu UU kepada UU yang lain.
                           Contoh:
                            Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

                                                     Pasal 48
                           (1)  Ketentuan  lebih  lanjut  mengenai  perlindungan  terhadap
                                kawasan lahan abadi pertanian pangan sebagaimana
                                dimaksud pada ayat (1) huruf e diatur dengan Undang-
                                Undang.
                                Pendelegasian  wewenang mengatur harus menyebut dengan
                           tegas ruang lingkup materi muatan  yang diatur dan jenis peraturan
                           perundang-undangan.
                                Jika materi muatan  yang didelegasikan sebagian sudah diatur
                           pokok-pokoknya di dalam peraturan perundang-undangan  yang
                           mendelegasikan tetapi materi muatan itu harus diatur hanya di dalam
                           peraturan perundang-undangan  yang didelegasikan dan tidak boleh
                           didelegasikan lebih lanjut ke peraturan perundang-undangan  yang
                           lebih  rendah  (sub-delegasi),  gunakan  kalimat  “Ketentuan  lebih  lanjut
                           mengenai … diatur dengan …”.
                           Contoh:

                                                     Pasal …
                           (1)  ...
                           (2)   Ketentuan lebih lanjut mengenai … diatur dengan Peraturan
                                Pemerintah.



                   272   dpr.go.id
   282   283   284   285   286   287   288   289   290   291   292