Page 293 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 293

PROSES & TEKNIK
                  PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG


                                                      Pasal I
                                Undang-Undang Nomor  …  Tahun …  tentang …  (Lembaran
                                Negara Republik Indonesia Tahun … Nomor …, Tambahan
                                Lembaran Negara  Republik Indonesia Nomor  …)  yang telah
                                beberapa kali diubah dengan Undang-Undang:
                                a.   Nomor  … Tahun … (Lembaran Negara  Republik
                                    Indonesia Tahun … Nomor …, Tambahan  Lembaran
                                    Negara Republik Indonesia Nomor …);
                                b.   Nomor  … Tahun … (Lembaran Negara  Republik
                                    Indonesia Tahun … Nomor …, Tambahan  Lembaran
                                    Negara Republik Indonesia Nomor …);

                                c.   Nomor  … Tahun … (Lembaran Negara  Republik
                                    Indonesia Tahun … Nomor …, Tambahan  Lembaran
                                    Negara Republik Indonesia Nomor …);
                                diubah sebagai berikut:
                                1.   Bab V dihapus.

                                2.   Ketentuan  Pasal  11 diubah sehingga berbunyi sebagai
                                    berikut: …

                                3.   dan seterusnya ...

                           3.   Pasal  II  memuat ketentuan tentang saat mulai berlaku. Dalam
                                hal tertentu,  Pasal II juga dapat memuat ketentuan peralihan
                                dari UU perubahan, yang maksudnya berbeda dengan ketentuan
                                peralihan dari UU yang diubah.
                                Jika dalam UU ditambahkan atau disisipkan bab, bagian,
                           paragraf, atau pasal baru, maka bab, bagian, paragraf, atau pasal baru
                           tersebut dicantumkan pada tempat yang sesuai dengan materi yang
                           bersangkutan.
                           1.   Penyisipan Bab

                                Contoh:
                                Di antara BAB IX dan BAB X disisipkan 1 (satu) bab, yakni BAB IXA
                                sehingga berbunyi sebagai berikut:



                   278   dpr.go.id
   288   289   290   291   292   293   294   295   296   297   298