Page 352 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 352

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
                                                                PEMBENTUKAN PERATURAN
                                                                  PERUNDANG-UNDANGAN


                                Struktur Badan Keahlian DPR RI terdiri dari 5 Pusat, yang sebagian
                           besar berisi pejabat fungsional dari beberapa rumpun jabatan fungsional.
                           Beberapa fungsi badan ini sebagaimana yang diatur di dalam Peraturan
                           Presiden, antara lain:
                           1.    Penyiapan rumusan kebijakan dan pelaksanaan dukungan
                                perancangan UU;
                           2.    Penyiapan rumusan kebijakan dan pelaksanaan dukungan
                                pemantauan pelaksanaan UU;
                           3.    Penyiapan rumusan kebijakan dan pelaksanaan dukungan kajian
                                anggaran;
                           4.    Penyiapan rumusan kebijakan dan pelaksanaan dukungan kajian
                                akuntabilitas keuangan negara; dan
                           5.    Penyiapan rumusan kebijakan dan pelaksanaan dukungan
                                penelitian kepada DPR RI;
                                Badan Keahlian DPR RI lahir setelah UU No. 12  Tahun 2011
                           terbentuk. Oleh karena itu, baik dalam UU No. 12 Tahun 2011 maupun
                           dalam Peraturan DPR tentang Tata Tertib DPR, orientasi aspirasi dalam
                           pembentukan UU adalah alat kelengkapan DPR. Mengingat Badan
                           Keahlian dibentuk dengan Perpres dan diberi tugas dukungan keahlian
                           pada fungsi legislasi, maka ada kewenangan  yang melekat pada
                           Badan  Keahlian  untuk  melaksanakan  tugas  menyusun  NA  dan  RUU
                           secara mandiri sebelum disampaikan kepada Anggota atau AKD. Oleh
                           karena itu perlu dirumsukan suatu sistem partisipasi masyarakat dalam
                           penyusunan NA dan RUU yang diatur secara jelas sebagaimana halnya
                           di kalangan pemerintah dan peraturan tata tertib DPR RI.
                                Beberapa aspek penting yang perlu kita rumuskan adalah Pertama,
                           cakupan partisipasi masyarakat. Kelompok masyarakat mana saja yang
                           dimaksudkan sebagai stakeholder suatu NA dan RUU. Kedua, metode
                           atau model penyampaian aspirasi masyarakat.  Ketiga, mengenai
                           bagaimana pengelolaan aspirasi masyarakat dalam penyusunan
                           NA dan  draft RUU oleh Badan Keahlian.  Keempat,  kompetensi yang
                           diperlukan oleh perancang dan peneliti atau tim penyusunan NA.
                           Kelima,  waktu pelaksanaan partisipasi masyarakat, mengenai kontrol
                           atas tindak  lanjut masukan  yang disampaikan oleh  masyarakat.



                                                                                  337
                                                                         dpr.go.id
   347   348   349   350   351   352   353   354   355   356   357