Page 37 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 37

PROSES & TEKNIK
                  PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG


                           masyarakat. Pembangunan seharusnya diukur dengan seberapa
                           banyak kebebasan yang dimiliki karena tanpa kebebasan orang tidak
                           bisa membuat pilihan yang memungkinkan mereka untuk membantu
                           diri  sendiri  dan  orang  lain.  Amartya  Sen  mendefinisikan  kebebasan
                           sebagai sesuatu yang terkait dan saling melengkapi antara: 26
                           a.   Kebebasan politik dan hak sipil;
                           b.   Kebebasan ekonomi, termasuk didalamnya kesempatan untuk
                                mendapatkan kredit;
                           c.   Kesempatan sosial, seperti fasilitas kesehatan, pendidikan, dan
                                layanan sosial lainnya;
                           d.   Jaminan keterbukaan  (transparency),  yaitu interaksi antara satu
                                orang dengan  yang lain, termasuk dengan pemerintah,  yang
                                ditandai dengan saling pengertian tentang apa yang ditawarkan
                                dan apa yang diharapkan; dan
                           e.   Perlindungan keamanan  (security), seperti bantuan pada kondisi
                                darurat dan jejaring pengaman lainnya.

                           3.   Pembangunan Hukum Berlandaskan pada  Asas
                                Kemanusiaan

                                Kita mendapati kenyataan bahwa, pendekatan dalam penegakan
                           hukum hanya berlandaskan pada legal-formalistik, hanya mengacu
                           pada teks UU. Sebagian penegak hukum merasa telah cukup apabila
                           telah menegakkan hukum dengan cara melaksanakan teks UU. Aparat
                           penegak hukum menerapkan hukum berdasarkan aturan formal Kitab
                           Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan Kitab Undang-Undang
                           Hukum Acara Pidana (KUHAP) tanpa memperhatikan aspek sosial yang
                           berkembang di tengah masyarakat.
                                Untuk menanggulangi hal tersebut, terdapat alternatif penegakan
                           hukum yang dapat diimplementasikan, yaitu Restorative Justice System,
                           dimana pendekatan  yang digunakan adalah pendekatan sosio-
                           kultural dan bukan pendekatan normatif.  Restorative justice  (keadilan
                           restoratif) atau dikenal dengan istilah “reparative justice” adalah suatu


                          26  Amartya Sen, Development as Freedom, (New York: Anchor Books, 2000), hlm. 14 - 17, 38 - 41.



                   18    dpr.go.id
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42