Page 40 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 40

SISTEM HUKUM DAN
                                                           PEMBANGUNAN HUKUM NASIONAL



                           akan terhindarkan pula adanya proses peradilan  yang berlarut-larut
                           yang mengakibatkan berlarut-larutnya pula upaya penegakan keadilan
                           yang pada akhirnya justru dapat menimbulkan pengingkaran terhadap
                           keadilan itu sendiri. Keadilan  yang tertunda adalah keadilan  yang
                           tertolak “justice delayed justice denied”.  Dengan kata lain, rasa keadilan
                                                           29
                           yang ditunda adalah sama halnya dengan menciptakan ketidakadilan.
                                Model keadilan semacam ini telah dicoba dipraktikkan dalam
                           perkara pidana  yang melibatkan anak sebagai pelakunya. Sebagai
                           salah satu pelaksanaan paham keadilan restoratif tersebut adalah saat
                           ini pemerintah sudah membentuk Undang-Undang Nomor 12  Tahun
                           2012 tentang Sistem Peradilan Pidana  Anak (UU No. 12  Tahun 2012).
                           UU tersebut merupakan bagian integral dari perbaikan sistem hukum
                           nasional yang telah dilakukan.

                                Sebagaimana  perspektif  hukum  progresif  yang  menempatkan
                           hukum untuk manusia dimana pengangan, optik, atau keyakinan dasar
                           ini tidak melihat hukum sebagai sesuatu yang sentral dalam berhukum,
                           melainkan manusialah  yang berada di titik pusat perputaran hukum.
                           Hukum itu berputar di sekitar manusia sebagai manusia sebagai
                           pusatnya. Hukum ada untuk manusia, bukan manusia untuk hukum.
                           Apabila kita berpegangan pada keyakinan tersebut, maka manusia itu
                           akan selalu diusahakan, mungkin juga dipaksakan, untuk bisa masuk ke
                           dalam skema yang telah dibuat oleh hukum. 30

                           4.   Pembangunan Hukum Bertitik Tolak pada  Affirmative
                                Action (Tindakan Afirmatif)
                                Dalam Pembukaan UUD NRI  Tahun 1945, dinyatakan secara
                           eksplisit bahwa salah satu dasar terbentuknya NKRI adalah untuk
                           mencapai keadilan sosial (social justice) bagi seluruh rakyat Indonesia.
                           Hal ini sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai oleh konsep akses
                           terhadap keadilan yaitu mencapai suatu keadilan sosial.
                                Perlunya  affirmative  action dalam masyarakat  yang penuh
                           dengan ketidaksamaan dalam banyak aspek kehidupan, menyatakan
                           secara formal (oleh hukum) tentang keharusan adanya kesamaan

                          29  Pertimbangan Hukum Putusan Mahkamah Konstitiusi Nomor 49/PUU-X/2012 Perihal Pengujian Undang-
                       Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, hlm. 47.
                          30  Satjipto Rahardjo, Penegakan Hukum Progresif, (Jakarta: Kompas, 2010), hlm. 61.


                                                                                  21
                                                                         dpr.go.id
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45