Page 33 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 33

PROSES & TEKNIK
                  PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG


                           yaitu berdasarkan UU No.12  Tahun 2011  jo. UU No. 15  Tahun 2019.
                           Dengan ditetapkannya UU tersebut, proses pembentukan hukum dan
                           peraturan perundang-undangan dapat diwujudkan dengan cara dan
                           metode yang pasti, baku, dan standar yang mengikat semua lembaga
                           yang berwenang untuk membuat peraturan perundang-undangan
                           serta meningkatkan koordinasi dan kelancaran proses pembentukan
                           hukum dan peraturan perundang-undangan.
                                Secara struktural, amandemen UUD NRI  Tahun 1945 juga
                           telah membawa perubahan mendasar dalam sistem pemerintahan
                           Republik Indonesia, misalnya di bidang kekuasaan kehakiman dengan
                           dibentuknya MK  yang mempunyai hak menguji UU terhadap UUD
                           NRI  Tahun 1945 dan KY  yang berwenang melakukan pengawasan
                           terhadap sikap tindak dan perilaku hakim. Saat ini Undang-Undang
                           Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (UU No. 24 Tahun
                           2003)  telah  diubah  terakhir  dengan  Undang-Undang  Nomor  7 Tahun
                           2020 (UU No. 7  Tahun 2020) dan Undang-Undang Nomor 22  Tahun
                           2004 tentang Komisi  Yudisial (UU No. 22  Tahun 2004) juga diubah
                           dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 (UU No. 18 Tahun 2011).
                           Perubahan kedua UU tersebut dilakukan dengan pertimbangan antara
                           lain untuk mengimbangi cepatnya dinamika kehidupan ketatanegaraan
                           sehingga menyebabkan sebagian substansi dari kedua UU tersebut
                           perlu  disesuaikan  dengan  perkembangan  kebutuhan  hukum
                           masyarakat dan kehidupan ketatanegaraan. Hal ini dilakukan untuk
                           lebih menjamin penyelenggaraan kekuasaan kehakiman yang merdeka
                           guna menegakkan hukum dan keadilan sesuai dengan Pasal 24 ayat
                           (1) UUD NRI Tahun 1945, sehingga penyelenggaraan fungsi negara di
                           bidang  hukum  dapat  dilakukan  secara  lebih  efektif  dan  efisien.  Arah
                           pembangunan hukum masa depan harus mencakup lima aspek,
                           sebagai berikut: 24

                           1.   Pembangunan Hukum Berlandaskan pada Negara Kesatuan
                                Republik Indonesia
                                Dalam hal pembangunan hukum di segala sektor senantiasa harus
                           melandaskan diri pada semangat tekad jiwa nasionalisme para founding
                           fathers  bangsa  yang  lebih  mengedepankan  kesatuan  dan  persatuan

                          24  Ibid.



                   14    dpr.go.id
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38