Page 30 - PROSES & TEKNIK PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
P. 30

SISTEM HUKUM DAN
                                                           PEMBANGUNAN HUKUM NASIONAL



                           legitimasi formal  (formal legitimacy) tetapi secara substansial juga
                           mengikat masyarakat untuk tunduk dan taat pada aturan-aturan di
                           dalam UU tersebut (substantive legitimacy).
                                Fungsi legislasi DPR, selain implementasi konsep negara hukum,
                           merupakan  pelaksanaan  dari  konsep  negara  kesejahteraan,  yaitu
                           konsep negara  yang mengakomodasi adanya intervensi (tanggung
                           jawab) negara atau pemerintah dalam ranah kehidupan (sosial, ekonomi,
                           politik, keamanan, dan budaya) masyarakat, yaitu dalam rangka untuk
                           mensejahterakan  rakyat.  Campur  tangan  negara  atau  pemerintah
                           tersebut melalui pembentukan instrumen hukum atau produk UU.
                                                                                  18
                                Kebijakan legislasi merupakan proses perumusan kebijakan publik,
                           sehingga UU yang dihasilkan bisa disebut sebagai bentuk formal dari
                           kebijakan publik. Sebagai suatu kebijakan publik, substansi UU memuat
                           ketentuan yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat yang terkait
                           dengan materi yang diatur. Dengan demikian, wewenang legislasi yang
                           dimiliki DPR dan Anggota DPR adalah merumuskan kebijakan publik.
                           Melalui wewenang legislasi, DPR dan Anggota DPR melakukan salah
                           satu fungsi negara, yakni mewujudkan keadilan distributif  (distributive
                           justice). Melalui  wewenang legislasi tersebut, DPR dan  Anggota DPR
                           mengartikulasikan dan merumuskan berbagai kepentingan kelompok
                           masyarakat yang menjadi sasaran dari UU yang dibuat.
                                                                         19
                                Kendati demikian, menurut pendapat Romli Atmasasmita dalam
                           salah satu artikelnya berjudul  Reorientasi Politik Perundang-undangan
                           RI menyatakan bahwa, semangat Perubahan UUD NRI  Tahun 1945
                           dalam pembentukan UU  yang meletakkan  tugas dan tanggung
                           jawab penuh kepada DPR dalam membentuk UU yang dapat disebut
                           perubahan politik perundang-undangan (legislation policy) memerlukan
                           keterampilan dalam penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU),
                           ketajaman pengamatan, dan ketelitian dalam mempertimbangkan
                           faktor  kultur,  geografi,  etnis,  dan  agama  masyarakat  Indonesia,  serta
                           kultur politik masa transisi.  Tujuannya diharapkan UU  yang akan


                          18  Politik Hukum Negara Kesejahteraan Indonesia Pasca ...layanan.hukum.uns.ac.id › data › Politik Hukum
                       Negar..., diakses pada tanggal 8 Februari 2021.
                          19  Agung Laksono, Dewan Perwakilan Rakyar Republik Indonesia pasaca Perubahan Undang-Undang Dasar
                       Tahun 1945, dalam Jurnal Majelis, Vol.1, No. 1, Jakarta: Setjen MPR RI, Agustus, 2009.


                                                                                  11
                                                                         dpr.go.id
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35