Page 10 - BUKU DUA - UPAYA MENYATUKAN KEMBALI REPUBLIK INDONESIA 1950-1960
P. 10

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   membayar kepada Belanda sebesar 4.300.000.000. gulden atau sekitar
                                                   1.130.000.000. dollar Amerika, melainkan pihak Belanda yang harus
                                                   membayar utang kepada RIS sebesar 540 juta gulden.  Seperti telah
                                                                                                     1
                                                   diuraikan pada Jilid ke-1, sanggahan Sumitro ini membuat terperangah
                                                   delegasi Belanda, sekaligus membuat perundingan berkali-kali
                                                   deadlock. Pihak Belanda mengatakan bahwa akan memperoleh
                                                   kedaulatan sebagai negara merdeka jika mau menerima tanggungjawab
                                                   utang-utang Belanda, termasuk utang yang dipakai Belanda untuk
                                                   membiayai angkatan perangnya memerangi pihak Republik Indonesia
                                                   selama hampir lima tahun.
                                                         Meskipun kondisi itu tidak adil bagi pihak Indonesia, namun
                                                   hal tersebut dianggap kecil oleh pihak Indonesia, yang perhatiannya
                                                   lebih terfokus pada masalah pengakuan kedaulatan. Pihak Indonesia
                                                   akhirnya menyetujui kehendak delegasi Belanda, dalam arti bersedia
                                                   membayar utang kepada Belanda sebesar 1.130.000.000. dollar Amerika
                                                   Serikat. Masalah yang dianggap kecil itu pun kemudian hilang dari
                                                   perhatian masyarakat setelah hasil kesepakatan KMB diratifikasi oleh
                                                   masing-masing DPR atau Parlemennya. Di Indonesia hasil KMB itu
                                                   diratifikasi oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Dalam sidang
                                                   ke-6 KNIP (sidang diselenggarakan di Siti Hinggil Keraton Yogyakarta
                                                   sejak 6 sampai dengan 15 Desember 1949), yang merupakan sidang
                                                   terakhir lembaga  tersebut,  disepakati menerima  hasil-hasil KMB
                                                   dengan 226 suara setuju dan 62 tidak setuju dan 31 blanko. 2
                                                         Berdasarkan hasil KMB, negara RIS berbentuk federasi yang
                                                   terdiri dari 16 negara bagian. Keenam belas negara bagian itu
                                                   mempunyai luas dan jumlah penduduk yang berbeda-beda. Dari
                                                   keenam belas negara bagian itu, yang terpenting adalah Republik

                      Politik Etis pada            Indonesia yang mempunyai wilayah terluas dan penduduk terbanyak.
                     hakikatnya telah              Berikutnya adalah Negara Sumatera Timur, Negara Sumatera Selatan,
                                                   Negara Pasundan, dan Negara Indonesia Timur.
                                                                                               3
                           mendorong                     Sebagai catatan persetujuan KNIP ini diberikan dalam bentuk
                            terciptanya            sebuah maklumat dan 2 buah undang-undang. Kedua undang-undang

                      kehidupan baru               ini mempunyai sifat unik jika dilihat dari proses lahirnya karena
                     di negeri jajahan             undang-undang ini merupakan hasil kerjasama antara Pemerintah
                                                   dengan KNIP. Padahal produk undang-undang sebelumnya semuanya
                          yang disebut
                      Hindia-Belanda.              1   George Mc Turnan Kahin, 1971. Nationalism and Revolution in Indonesia. Ithaca and London:
                                                      Cornell University Press, hal. 441.
                                                   2   Sekretariat DPR-GR, 1970. Seprempat Abad Dewan Perwakilan RakjatRepublik Indonesia. Jakarta:
                                                      Sekretariat DPR-GR, hal. 83.
                                                   3   Marwati Djoened Poesponegoro dan Nogroho Notosusanto, (ed.) Sejarah Nasional Indonesia:
                                                      Zaman Jepang dan Zaman Republik. Jakarta: Balai Pustaka, hl. 301.



                                       dpr.go.id   2





         02 B BUKU 100 DPR BAB 1 CETAK.indd   2                                                                    11/17/19   6:55 AM
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15