Page 123 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 123
Dr. Fadli Zon, M.Sc
resolusi apapun mengenai masalah tersebut, lalu apa gunanya AIPA?!
Prinsipnya, kita hanya bisa menjaga perdamaian di kawasan Asia Tenggara
jika kita sendiri bisa menghargai kemanusiaan.
Apa yang terjadi di Provinsi Rakhine bukan hanya masalah domestik
sebagaimana yang selalu diklaim delegasi Myanmar. Masalah itu sudah
jadi masalah kawasan dan masalah internasional. Indonesia dan Malaysia
sudah terkena dampaknya, terkait urusan pengungsi. Begitu juga dengan
Bangladesh, yang sekarang jadi tempat pengungsian terbesar di dunia.
Jadi, ini bukan lagi urusan domestik Myanmar, atau urusan bilateral
antara Myanmar dengan Bangladesh. Seluruh komunitas internasional
menganggapnya sebagai tragedi kemanusiaan.
Dalam sidang, beberapa negara sebenarnya sudah mengusulkan
sejumlah solusi agar sidang Komite Politik AIPA tidak buntu. Dan Indonesia
sudah terbuka terhadap perbaikan proposal yang telah kami ajukan.
Misalnya, delegasi Thailand telah mengusulkan agar resolusi kami diubah
menjadi resolusi pembentukan Working Group AIPA for Humanitarian
Situation in Myanmar. AIPA akan mengirimkan delegasi untuk mengetahui
apa yang terjadi di Provinsi Rakhine. Kami sudah sepakat dengan usulan
tersebut. Namun Myanmar terus-menerus bersikap defensif.
Kasarnya, bahkan seandainya amandemen proposal itu hanya
tinggal menyisakan satu kalimat saja, asal AIPA bisa melahirkan resolusi
terkait isu kemanusiaan di Myanmar, Indonesia akan menerimanya, agar
AIPA tak menanggung dosa sejarah sebagai telah menutup mata terhadap
tragedi kemanusiaan yang terjadi di halamannya sendiri.
Sayangnya, proses pengambilan keputusan dalam Sidang AIPA
menganut sistem konsensus. Jadi, jika ada satu negara yang tidak
sepakat, selesailah sudah. Dalam dua sidang AIPA terakhir, Myanmar
telah menggunakan dalih konsensus ini untuk menolak proposal resolusi
kemanusiaan yang diajukan Indonesia.
Atas sikap Myanmar yang tak mau membuka diri tersebut, delegasi
parlemen Indonesia memutuskan untuk mencabut dukungan terhadap
seluruh resolusi yang dibahas dalam Komite Politik. Jadi, seperti halnya
Sidang AIPA tahun lalu,kali inipun tidak ada resolusi apapun yang diadopsi
114 KATA FADLI