Page 128 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 128
JUNGKIR BALIK BAB VI
EKONOMI POLITIK
(1)
PEMERINTAH HARUS KEJAR
WAJIB PAJAK KELAS KAKAP
B ARU-baru ini, data dari firma hukum yang berbasis di Panama,
Mossack Fonseca, yang memiliki cabang di lebih dari 35 negara,
dibocorkan oleh sebuah sumber anonim. Bocoran dokumen
itu diberikan ke surat kabar Jerman, Suddeutsche Zeitung.
Data itu berisi dokumen investasi dari tahun 1970 hingga 2015.
Sejumlah nama-nama terkemuka, baik pengusaha maupun politisi, masuk
dalam daftar klien firma di negeri suaka pajak (tax haven) itu.
Sesudah krisis finansial 2008, pemimpin negara-negara G-20
berusaha untuk menutup defisit fiskal akibat krisis. Untuk menutup defisit
itu, mereka berusaha untuk memaksimalkan pajak, termasuk dengan
mengejar kekayaan warganya yang disembunyikan di luar negeri.
Jadi, terbongkarnya, atau sengaja dibongkarnya dokumen “Panama
Papers”, saya kira bisa dibaca sebagai bagian dari agenda itu. Dari sisi pajak,
PANAMA PAPERS
DAN RUU TAX AMNESTY
Februari 2014, anggota G-20 dan OECD menyetujui Common
Reporting Standard (CRS) yang dirilis oleh OECD sebagai
instrumen pertukaran informasi perbankan secara otomatis.
Langkah ini dilanjutkan dengan komitmen berupa penyusunan
kerangka waktu untuk mengimplementasikan standar
pertukaran informasi perbankan secara otomatis di negaranya
masing-masing. Sampai akhir Oktober ini, terdapat 56 negara
berkomitmen untuk melaksanakan pertukaran informasi pada
2017, dan 40 negara lainnya, termasuk Indonesia, pada 2018.
CATATAN-CATATAN KRITIS 121
DARI SENAYAN