Page 133 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 133
Dr. Fadli Zon, M.Sc
Realisasi penerimaan pajak per April 2016 hanya sebesar Rp 272
triliun, atau hanya 20 persen dari target senilai Rp1.360 triliun.
Padahal akhir april 2015 mencapai sebesar Rp307 triliun.
Kendati penerimaan seret, pemerintah terus memacu belanja,
terutama belanja infrastruktur yang tahun ini dianggarkan sebesar
Rp 313,5 triliun. Dampaknya, hingga akhir April 2016, defisit anggaran
sudah mencapai Rp 167,6 triliun atau 61,3 persen dari target defisit
2016 sebesar Rp 273,2 triliun. Tahun lalu, pada periode yang sama,
defisit baru mencapai 31 persen dari target.
Dalam kondisi darurat pemerintah sebenarnya memiliki beberapa
opsi untuk menyiasati defisit anggaran. Pertama, adalah menekan
realiasasi anggaran. Jadi, bukan mengubah APBN-P, tapi menekan realisasi
anggaran pada pos-pos yang masih bisa dilakukan penghematan. Inipun
dengan catatan bahwa pos-pos yang dikurangi penyerapannya itu bukan
pos-pos belanja vital, seperti belanja pendidikan atau kesehatan.
Opsi kedua dan ketiga adalah opsi yang sebaiknya diabaikan,
yaitu pemerintah bisa saja menerbitkan Perppu untuk merevisi batas
maksimum defisit anggaran di atas tiga persen, atau menambah utang
untuk menutupi defisit yang terus membesar tadi. Tapi sebaiknya dua opsi
ini diabaikan, karena bisa menimbulkan moral hazard. Selama ini setiap
kali kita tersandung masalah, solusinya selalu saja mengubah undang-
undang, atau jika terkait anggaran selalu dengan menambah utang. Itu
tradisi pengelolaan pemerintahan yang buruk. Makanya, dua opsi terakhir
ini sebaiknya tidak kita pilih.
5 SIKLUS APBN
Ketidakmatangan pemerintah dalam menyusun anggaran perlu
diberi catatan, mengingat dari 5 tahapan pokok dalam penyusunan
APBN, 3 tahap di antaranya memang sepenuhnya dilakukan oleh
pemerintah sendiri.
126 KATA FADLI