Page 191 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 191
BABAK BELUR BAB VIII
INFRASTRUKTUR
terus melebar, pemerintahan Jokowi tetap ekspansif dalam
belanja. Ekspansi belanja itu, selain utang, terutama ditopang
oleh pencabutan subsidi secara besar-besaran yang dalam
tiga tahun terakhir telah dipangkas hingga 77%.
Ketiga, penugasan pembangunan infrastruktur telah berdampak
serius terhadap sejumlah BUMN strategis. Skema pembangunan
infrastruktur yang dulu katanya tak membebani APBN, terbukti hanya
fiksi, karena pada kenyataannya proyek-proyek itu dibiayai oleh utang
yang dibuat BUMN dengan risiko yang pada akhirnya akan jadi tanggungan
negara.
Bulan lalu, misalnya, kita disuguhi informasi tentang kemungkinan
PLN mengalami gagal bayar akibat besarnya utang yang akan jatuh
tempo. Sebagian beban PLN itu digunakan untuk membiayai proyek
infrastruktur yang ditugaskan oleh pemerintah. Seharusnya pemerintah
berhati-hati merancang program pembangunan infrastruktur, sehingga
tidak membebani dan apalagi mengorbankan BUMN. Jangan sampai
demi memenuhi ambisi rezim, prinsip kehati-hatian dan pengelolaan
perusahaan yang baik oleh BUMN diterabas begitu saja.
Dan keempat, pembangunan infrastruktur telah membuat
pemerintah mengabaikan persoalan-persoalan jangka pendek yang
bersifat vital bagi kehidupan rakyat. Untuk membiayai infrastruktur, selain
dari utang, pemerintah telah mencabut 77% persen subsidi untuk rakyat.
Akibatnya rakyat mengalami penurunan daya beli dan tingkat konsumsi,
padahal perekonomian kita ditopang oleh konsumsi.
DILEMA INFRASTRUKTUR
Kita semua tentu sepakat jika pembangunan infrastruktur itu
penting. Tapi pembangunan infrastruktur yang ditopang oleh
utang, alih-alih berguna, sebenarnya sangat berbahaya.
CATATAN-CATATAN KRITIS 189
DARI SENAYAN