Page 204 - BUKU KATA FADLI CATATAN KRITIS DARI SENAYAN
P. 204
Dr. Fadli Zon, M.Sc
sebabnya pemerintah harus merangkul organisasi-organisasi keagamaan,
kepemudaan, dan memanfaatkan semua lembaga pendidikan pada
seluruh jenjang untuk melakukan upaya pendidikan, pencegahan dan
penanggulangan masalah narkoba. Kita harus menyatakan perang
terhadap narkoba. Sebuah perang semesta.
Terkait soal yang lebih strategis, saya ingin mengingatkan
kepada kita semua bahwa wilayah negara kita ini sangat luas, dan kita
merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Kondisi geografis
semacam itu membuat negara kita sangat rawan terhadap berbagai upaya
penyelundupan, termasuk narkoba.
Itu sebabnya, negara harus menguasai sepenuhnya infrastruktur
vital seperti bandara dan pelabuhan, karena keduanya merupakan pintu
gerbang penting yang menjadi salah satu perbatasan kita dengan dunia
luar. Jadi, selain kita harus bisa menjaga dengan ketat wilayah perbatasan,
baik darat maupun perairan, kita juga tak boleh lalai dalam menjaga
bandara dan pelabuhan.
Makanya, saya mengkritik keras pemerintah terkait upaya privatisasi
bandara dan pelabuhan. Menurut rencana, akan ada 30 bandara dan 20
pelabuhan yang akan diswastanisasi. Itu keputusan ceroboh. Pengelolaan
bandara dan pelabuhan tidak boleh semata-mata dilihat dari kacamata
untung dan rugi, tapi harus dilihat dari kacamata strategis yang lebih luas.
Bandara dan pelabuhan adalah bagian dari infrastruktur pertahanan
dan keamanan negara. Keduanya adalah infrastruktur vital yang harus
dijaga dan dikuasai oleh negara, tak boleh hanya karena alasan ekonomi
remeh-temeh pengelolaannya kemudian diserahkan kepada swasta.
Saya pertanyakan upaya privatisasi bandara dan pelabuhan tadi.
Terungkapnya upaya penyelundupan narkoba lebih dari lima ton di wilayah
perbatasan ini menurut saya harus dijadikan catatan penting ibagaimana
kita harus menjaga wilayah perbatasan dan seluruh pintu gerbang negara
ini.
Omong kosong pemerintah menyatakan perang terhadap narkoba,
jika upaya privatisasi bandara dan pelabuhan tetap jalan terus.
Jakarta, 24 Februari 2018
202 KATA FADLI