Page 36 - EKONOMI KERAKYATAN
P. 36
III. GAMBARAN PEREKONOMIAN ATAU
EKONOMI MAKRO SUATU NEGARA
Bank Sentral. Turun naik Uang Primer disebabkan langsung oleh turun
naik aset-aset di sisi kiri neraca Bank Sentral dan naik turun hutang lain
dan modal Bank Sentral.
Selain itu, Bank Sentral juga menentukan tingkat suku bunga
melalui operasi penyediaan kredit atau fasilitas diskonto (Discount
Window). Selain itu, penentuan juga terjadi melalui transaksi surat
berharga yang diperjual belikan, biasanya melalui Operasi Pasar Terbuka
(Open Market Operation), sebagai instrumen pelaksanaan kebijakan
moneter.
Bank Sentral juga berperan menentukan atau mempengaruhi
kurs mata uang asing melalu operasi jual beli valuta asing. Biasanya
Bank Sentral termasuk Bank Indonesia merupakan pemegang tunggal
Cadangan Devisa negara, umumnya berdasarkan Undang-Undang Dasar
atau undang-undang suatu negara termasuk Indonesia.
Kebijakan Moneter Dan Hasilnya. Bank Sentral melalui kebijakan
moneter mengelola penciptaan dan perubahan Uang Beredar. Kebijakan
tersebut berupa ekspansi moneter dengan menaikkan Uang Primer, atau
dengan menurunkan Uang Primer dalam rangka kebijakan kontraksi
moneter. Sebab terdapat formula UB = m. UP, UB = Uang Beredar, m =
pelipat ganda Uang Beredar (the money supply multiplier), UP = Uang
Primer. Artinya, setiap perubahan Uang Perimer, dengan m tetap,
menyebabkan secara proporsional perubahan Uang Beredar melalui
bank-bank, serta seterusnya merubah tingkat suku bunga.
Bersamaan dengan kebijakan moneter melalui perubahan UP,
kebijakan moneter juga dilakukan melalui perubahan UB oleh bank-bank.
Kedua cara itu menyebabkan UB berubah, kemudian efek selanjutnya
akan menyebabkan perubahan Produk Domestik Bruto Riil dengan inisial
Y, serta perubahan dari harga atau P yang menimbulkan inflasi atau
deflasi dalam perekonomian.
Apabila semua kebijakan moneter dimaksud menaikkan UB atau
berupa kebijakan moneter ekspansi, maka Y akan naik atau terdapat
pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menimbulkan kenaikan harga P
sehingga menyebabkan inflasi. Hubungan ini dapat terlihat dari kaitan
29
dpr .go.id