Page 104 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 104

Volk sr aad 1918 – 1931



                                                   aturan pemerintah, militer, perusahaan pemerintah, pendidikan,
                                                   hingga pemerintah daerah. Para anggota Volksraad dari kalangan
                                                   Bumiputra yang mengajukan  mosi  adalah Jayadiningrat,  dengan
                                                   mosi pengambilalihan amandemen dan mosi di persidangan pada
                                                   bulan  Maret-Juni  yang  berstatus  ditarik.  Lalu,  ada  pula  Suroso
                                                   dengan mosi partisipasi dari konsultasi yang tidak terencana terkait
                                                   Staatsspoorwegen dan PTT (Post, Telegraaf, Telefoon) dengan status
                                                   mosi ditarik. Namun, mosi dari De Queljoe mengenai penunjukan bupati
                                                   untuk Ambon, serta termasuk sebagai Kepala Pemerintahan Daerah,
                                                   statusnya diterima. Selanjutnya, terdapat mosi dari Laoh mengenai
                                                   pemisahan Ketua Minahasa Raad dengan status mosi ditahan, mosi
                                                   dari Sukawati mengenai tidak adanya bantuan pemerintah untuk
                                                   propaganda keagamaan di Bali dengan status mosi ditahan, mosi dari
                                                   Laoh mengenai penyelidikan pengaturan seragam militer dengan
                                   Selain          pangkat di bawah perwira dengan status mosi ditolak, serta mosi dari

                         amandemen,                Suyono mengenai penambahan jumlah Bumiputra dalam Dewan Kota
                            surat-surat            Praja dengan status mosi diterima. 211

                         permohonan                      Selain amandemen, surat-surat permohonan yang masuk pada
                          yang masuk               periode persidangan luar biasa pertama tahun 1925 adalah sebanyak
                                                   28 surat. Persoalan-persoalan yang terdapat dalam surat-surat
                         pada periode              tersebut adalah belasting (pajak), faillisement (pailit), herplaatsing
                    persidangan luar               (penempatan kembali), huis (rumah), huwelijk (pernikahan), inlandsche

                        biasa pertama              verponding (kepemilikan mutlak bagi bumiputra),  interneering
                                                   (pembuangan), klachten (keluhan), onderstand (dukungan), ontslag
                            tahun 1925             (pemecatan),  pensionen (pensiun),  positieverbetering (perbaikan

                    adalah sebanyak                jabatan), radiotelegrafie (radio telegraf), restitutie (pengembalian uang),
                               28 surat.           steun (bantuan), dan weduwen-wezenfonds (dana untuk para janda dan
                                                   yatim piatu). 212
                                                           Surat permohonan yang paling banyak muncul pada periode
                                                   ini  adalah  mengenai  ontslag  (pemecatan) sebanyak  lima surat,
                                                   disusul mengenai onderstand (dukungan) sebanyak empat surat dan
                                                   pensioenen (pensiun) sebanyak tiga surat. Contoh surat permohonan
                                                   mengenai dukungan dikirim oleh Sitti Zaenal, janda dari Abdul Salim
                                                   yang tercatat dibuat di Padang Panjang pada tanggal 1 Mei 1925, lalu
                                                   surat permohonan dari L. Engel-Papilaya dari Saparua tertanggal 26
                                                   Mei 1925, dan surat permohonan yang dikirim oleh Siti Ijir dari Fort
                                                   de Kock pada tanggal 21 Oktober 1925. 213




                                                   211   Ibid.
                                                   212   Ibid., hlm. 13-16
                                                   213   Ibid., hlm. 14



                            SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   99
                              REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         A BUKU SATU DPR 100 BAB 02B CETAK.indd   99                                                               11/18/19   4:49 AM
   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109