Page 232 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 232
Volk sr aad PERIODE 1931 – 1942
Kemudian Levelt tenggelam ke dalam rincian monolog dengan
berbagai aspek moral dan psikologi dari isu rasial. Hasilnya sebagai
yang dimaksudkan Sutarjo tak lebih dari nol. Tiga mosi nasionalis
yang sangat komperhensif itu diperdebatkan pada pertengahan
kedua di sidang tahun 1940. Selain itu, terdapat pula Mosi Wiwoho
Purbohadijoyo yang menghimpun semua tuntutan yang pernah dibuat
oleh Cokroaminoto dan Jayadiningrat di masa lampau secara cukup
komperhensif, serta pernah diusulkan pula oleh Sutarjo dua tahun
sebelumnya. Mosi tersebut meminta Pemerintahan Kolonial untuk
sekali lagi berunding dengan Pemerintah Kerajaan Belanda, dengan
maksud untuk menyusun otonomi bagi Indonesia dalam kerangka
Kerajaan Belanda. Dengan demikian, suatu Dewan Kerajaan perlu
dibentuk dengan adil dan diisi oleh perwakilan yang sederajat dari
empat wilayah yang ada di kerajaan. Sedangkan untuk Indonesia,
keanggotaan dan wewenang Volksraad ditingkatkan agar setara
dengan Kepala Departemen Pemerintah Kolonial Hindia Belanda
yang mempunyai tanggung jawab terhadap menteri-menteri. Wiwoho
memandang perubahan ini penting, mengingat kondisi dunia dewasa
ini memerlukan perkembangan lebih cepat. Dengan demikian,
dikehendaki bahwa reformasi lebih lanjut dan mendalam terkait
struktur politik Hindia Belanda adalah suatu hal yang diperlukan oleh
semua golongan dan kelas masyarakat Indonesia. 494
Dalam hal tuntutan, R.G.A.Z. Levelt setidaknya mau memenuhinya
setengah, sedang Mosi Wiwoho, Sukowati, dan Kasimo ditolak. Levelt
Kemudian Levelt menyatakan secara kategoris bahwa perubahan konstitusional
tenggelam ke dalam semacam itu belumlah waktunya bagi Hindia Belanda. Persoalan selesai
rincian monolog jika pemerintah memerlukan dan anggota dewan yang bersangkutan
dengan berbagai pula memerlukan. Beberapa hari kemudian, pada 28 Agustus 1940,
aspek moral dan Wiwoho berbicara dan ketiga mosi itu ditarik. Dalam ikhtisarnya, ia
membeberkan kepada para penyampai mosi sampai pada kesimpulan
psikologi dari isu yang sangat menyesalkan bahwa terdapat jarak yang begitu lebar
rasial. Hasilnya antara pemerintah dengan pandangan mereka, bahwa hal itu tidak
sebagai yang akan membuahkan sesuatu yang dapat diharapkan dari pemerintah
dimaksudkan dalam tingkat ini. 495
Dengan penyesalan dan kesedihan yang dalam, para peneken
Sutarjo tak lebih mosi harus mendengarkan penolakan menyeluruh dari pemerintah
dari nol. terhadap tuntutan mereka dalam sidang 23 Agustus 1940. Sebenarnya,
494 Volksraad Zittingsjaar 1939-1940, Onderwerp 96, Stuk 13
495 Handelingen Voksraad 1940-1941, hlm. 579
229
A BUKU SATU DPR 100 BAB 03 CETAK.indd 229 11/18/19 4:50 AM