Page 229 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 229

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                            Danusugondo, dan kurang lebih juga Lonkhuyzen, telah
                                                            didiskreditkan pada akhir periode. 486
                                                         Kenyataannya, pada 10 Februari 1940, dinyatakan bahwa
                                                   reformasi yang dikehendaki GAPI tidak dapat dilaksanakan sepanjang
                                                   rakyat umum pribumi tidak mampu menyerap arti sebenarnya dari
                                                   perkembangan politik itu. Selanjutnya, gagasan suatu Pemerintah
                                                   Kolonial yang bertanggung jawab kepada parlemen tanah jajahan
                                                   merupakan sesuatu yang dianggap tidak relevan, sepanjang negeri
                                                   Belanda tetap melaksanakan tanggung jawabnya  dalam kebijakan
                                                   politik di Hindia Belanda. Dalam tanggapannya, J.E. Stokvis berhati-hati
                                                   dalam menyusun kata-katanya, dan atas nama SDAP ia mengundang
                                                   pemerintah untuk melakukan investigasi tentang arah dan ruang
                                                   lingkup bagi diberikannya kekuasaan konstitusional yang lebih luas

                     Kenyataannya,                 kepada Hindia Belanda. 487
                                                         Masalah yang dikemukakan Sutarjo begitu singkat dan jelas
                   pada 10 Februari                untuk menjadi bukti selama Pendudukan Jerman terhadap Belanda,

                   1940, dinyatakan                sampai pada pecahnya Perang Pasifik. Penguasa kolonial Belanda tetap
                   bahwa reformasi                 menganggap remeh aspirasi kaum nasionalis, meskipun terus menerus

                  yang dikehendaki                 dipersoalkan, yang mereka sebut sebagai orang yang terus memegang
                                                   kebiasaan lama. Pemerintah tetap  mencatat semua permintaan
                   GAPI tidak dapat                reformasi konstitusional, walaupun perubahan sama sekali tidak

                        dilaksanakan               dikehendaki karena itu akan berarti Pemerintah Kolonial berkewajiban
                  sepanjang rakyat                 untuk berbagi kekuasaan, atau juga memberikan keuntungan, kepada

                     umum pribumi                  wilayah jajahan. Lagipula, tidak pernah menyenangkan untuk turun
                                                   dari posisi yang tinggi.
                                                                        488
                       tidak mampu                       Seperti yang dilakukan oleh Sutarjo pada April 1940, Fraksi
                      menyerap arti                Nasional menyatakan bahwa Indonesia selama ini tidak diperintah
                    sebenarnya dari                secara demokrasi, tetapi murni totaliter di bawah kendali pihak

                     perkembangan                  kolonial. Pidato di Volksraad itu disampaikan dalam bahasa Indonesia,
                                                   yang diwakili oleh Thamrin, sebagai berikut:
                            politik itu.

                                                                    “Segala kekuasaan Indonesia dipoesatkan di
                                                               tangan satoe orang, jaitoe gouverneur generaal.
                                                               System totalitair ditjela orang Belanda, akan tetapi
                                                               sebenarnja system itoe banyak dipakai sendiri.
                                                               Democratie di Indonesia tjoema bajangan sadja.” 489



                                                   486  Volksraad Zittingsjaar 1938-1943 Onderwerp 4 Stuk 3-4
                                                   487   Handelingen Volksraad 1939-1940, hlm. 1162
                                                   488  Handelingen Volksraad 1940-1941, hlm. 783
                                                   489  Handelingen Volksraad 1940-1941, hlm. 784



                                       dpr.go.id   226





         A BUKU SATU DPR 100 BAB 03 CETAK.indd   226                                                               11/18/19   4:50 AM
   224   225   226   227   228   229   230   231   232   233   234