Page 224 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 224

Volk sr aad PERIODE 1931 – 1942




                                                   GAPI  mengenai  masalah  dewasa  ini  dalam  bulan  Februari  1940,
                                                   ketika soal anggaran Indonesia dibahas. Trio pimpinan harian KRI
                                                   memperingatkan rakyat untuk menunggu dengan sabar perkembangan
                                                   ini dan percaya pada keadilan bagi Indonesia untuk berparlemen. 480
                                                         Pada 23 Agustus 1939, Dr. H.J. Levelt yang merupakan wakil
                                                   dari pemerintah memberikan jawaban atas mosi tersebut. Disebutkan
                                                   bahwa pemerintah akan menghapus kata “inlander” dalam masyarakat,
                                                   dan menganjurkan untuk mengganti penggunaan istilah “Indonesier”
                                                   atau “inheemse” dengan “Bumiputra”. Namun untuk mengganti
                                                   istilah “Nederlandsch-Indië” dengan “Indonesia”, pemerintah
                                                   merasa berkeberatan karena hal tersebut memerlukan penggantian
                                                   redaksional terhadap Undang-Undang Dasar ketatanegaraan Hindia
                                                   Belanda. Perubahan tersebut hanya dapat dilakukan dengan izin Staten
                                                   Generaal yang pada waktu itu tidak dapat dihubungi lagi. Pemecahan
                                                   permasalahan tersebut ditangguhkan hingga perang usai.
                                                         Mosi berikutnya adalah keseragaman pemakaian  istilah
                                                   “Indisch burgerschap” (Kewarganegaraan Hindia). Penyeragaman
                                                   kewarganegaraan dalam mosi tersebut adalah usaha untuk menghapus
                    Pada 23 Agustus                segala perbedaan demi kesatuan penduduk, baik ke luar maupun
                          1939, Dr. H.J.           ke dalam. Seperti mosi sebelumnya, mosi ini berhubungan dengan

                           Levelt yang             ketatanegaraan Hindia, sehingga pemecahan terhadap mosi tersebut
                                                   ditangguhkan.
                   merupakan wakil                       Pada bulan Agustus 1939, Pemerintah Kolonial Hindia Belanda
                     dari pemerintah               menolak desakan organisasi perempuan Indonesia untuk menunjuk
                         memberikan                Datu Tumenggung dan Maria Ulfah Santoso menjadi anggota

                 jawaban atas mosi                 Volksraad, mewakili perempuan Bumiputra. Penolakan ini disusul
                                                   dengan demonstrasi yang digelar oleh 45 organisasi perempuan yang
                               tersebut.           menuntut keadilan agar tak hanya perempuan Belanda saja yang berhak
                                                   menjadi anggota Volksraad.
                                                         Dalam pertemuan GAPI pada 23 Februari 1940, telah terbentuk
                                                   120 Komite Indonesia Berparlemen, sementara delegasi GAPI akan
                                                   segera dikirim ke Belanda untuk menjelaskan lebih lanjut tentang
                                                   tuntutan Indonesia Berparlemen, serta aksi-aksi yang dilakukan
                                                   terhadap partai-partai dan rakyat Belanda. Tanggapan terhadap ajakan
                                                   GAPI muncul dengan cepat. Parindra dan Pasundan bergabung ke
                                                   dalam kongres ke-25 pada tanggal 23-24 Maret, sementara PII dalam
                                                   kongres pertama pada 11-14 April, dan PAI dalam kongres tanggal 18-23
                                                   April. Kesertaan tersebut menunjukan kesatuan partai-partai politik

                                                   480  Kebangoenan, 22 Januari 1940, hlm. 2-3



                                                   221






         A BUKU SATU DPR 100 BAB 03 CETAK.indd   221                                                               11/18/19   4:50 AM
   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228   229