Page 226 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 226

Volk sr aad PERIODE 1931 – 1942




                                                   yang tidak bijaksana. Para nasionalis dituduh bahwa tujuan mereka
                                                   sesungguhnya adalah untuk mencapai Indonesia merdeka, dan terlepas
                                                   dari kuasa kolonial Belanda.
                                                         Komisi  Visman  bermaksud  untuk  mengadakan  pertemuan
                                                   dengan GAPI. Mereka menyampaikan undangan pada 10 Desember
                                                   1940, dan GAPI menerima undangan tersebut dan langsung menugaskan
                                                   kepada pimpinan sekretariat umum untuk menyusun ketatanegaraan
                                                   Indonesia untuk disampaikan pada pertemuan itu. Pertemuan antara
                                                   Komisi Visman dan GAPI akhirnya berlangsung pada 31 Januari 1941.
                                                   Sekretaris Umum GAPI, Abikusno Cokrosuyoso, menyampaikan kepada
                                                   Komisi Visman mengenai garis besar ketatanegaraan Indonesia.
                                                   Pada 14 Februari 1941, GAPI menyerahkan rencana yang lebih terinci
                                                   kepada Komisi Visman, yaitu sebuah rencana yang sesungguhnya
                                                   hanya duplikat dari demokrasi Barat yang menempatkan Indonesia
                           Kepercayaan             dan Belanda dalam satu wadah perserikatan.

                 anggota pergerakan                      Kepercayaan anggota pergerakan lainnya terhadap Volksraad
                                                   juga semakin memudar. Volksraad pernah dijanjikan untuk akan
                      lainnya terhadap             diberikan kekuasaan untuk membuat undang-undang, namun

                         Volksraad juga            upaya tersebut tidak pernah berhasil hingga keberadaan lembaga ini
                  semakin memudar.                 dieliminasi pada tahun 1942. Demikian juga dengan rencana pemberian

                     Volksraad pernah              wewenang yang lebih luas pada Volksraad. Hal ini pernah dikemukakan
                                                   oleh Gubernur Jenderal van Limburg Stirum, namun juga tidak pernah
                dijanjikan untuk akan              terwujud. Kekecewaan demi kekecewaan mengundang pendapat pedas

                 diberikan kekuasaan               dari H. Agus Salim yang dulu melihat Volksraad hanya sebagai “Komidi
                      untuk membuat                Omong Kosong”. Bahkan, ada pihak yang anti dengan Volksraad dengan

                     undang-undang,                menyatakan bahwa dewan tersebut hanya sebatas panggung sandiwara
                                                   saja. Dalam kenyataannya, Volksraad memiliki ketergantungan yang
                                                   amat sangat pada pemerintah Hindia Belanda, karena hampir dua per
                                                   tiga anggota Volksraad merupakan “orang” pemerintah, walaupun di
                                                   antara mereka ada yang sering tidak berkesesuaian dengan garis atau
                                                   rancangan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, termasuk juga ketika
                                                   beberapa usulan mereka sering diabaikan. 482
                                                         Dalam rangka memenuhi permintaan untuk saran tentang
                                                   pencalonan Volksraad, diperlukan perjanjian yang dibuat setelah
                                                   mempertimbangkan enam pedoman, sehingga sifat penunjukan
                                                   dijadikan sebagai bentuk koreksi pada sistem sebelumnya. Dalam
                                                   beberapa kasus, ada beberapa hal yang saling berkaitan antara satu



                                                   482  Atashendartini Habsjah, Op.Cit., hlm. 190-191



                                                   223






         A BUKU SATU DPR 100 BAB 03 CETAK.indd   223                                                               11/18/19   4:50 AM
   221   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231