Page 243 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 243

Chuo S angi-In 1942 – 1945



                                                               Pasal 6
                                                                    “Gunseikan boleh menjoeroeh pegawai
                                                               Gunseikanbu hadir dan toeroet bersoeara dalam
                                                               sidang, agar soepaja dapat memberi bantoean jang
                                                               perloe oentoek memoedahkan djlan peroendingan
                                                               dalam sidang Tyuuoo Sangi-in.”


                                                               Pasal 7
                                                                    “Panggilan, pemboekaan dan penoetoepan
                                                               sidng Tyuuoo Sangi-in ditetapkan atas perintah
                                                               Saikoo Sikikan. Tempat dan lamanja sidang
                                                               ditetapkan oleh Saikoo Sikikan.”


                                                               Pasal 8.
                                                                    “Gityoo, memimpin dan mengatoer sidang
                                                               tyuuoo Sangi-in. Apabila Gityoo tidak dapat
                                                               menghadiri sidang oleh karena sesoeatu hal, maka
                                                               Huku Gityoo mewakili Gityoo dalam djabatannya,
                                                               dan djika Gityooo dan Huku Gityoo kedoeanja
                                                               berhalangan, maka salah seorang Giin jang
                                                               ditoenjeokkan oleh Saikoo Sikikan mewakili Gityoo
                                                               dalan djabatannja. Peratoeran tentang peroendingan
                                                               dalam sidang ditetapkan dengan istimewa.”


                                                               Pasal 9.
                 Peratoeran tentang                                 “Peroendingan dalam sidang dipoetoeskan

                        peroendingan                           dengan soeara  jang  lebih dari separoeh    dari
                                                               banjaknya Giin jang berhimpoen dan djika bilangan
                         dalam sidang                          soeara Giin jang setoedjoe bersamaan dengan

                  ditetapkan dengan                            jang tidak setoedjoe bersamaan dengan jang tidak
                              istimewa.                        setoedjoe maka Gityoo memberi kepoetoesan.”


                                                               Pasal 10.
                                                                    “Pertanjaan-pertanjaan Saikoo Shikikan
                                                               kepada Tyuuoo Sangi-in disampaikan dengan soerat
                                                               kepada Gityoo dengan perantaraan Zimukyoku-tyoo,
                                                               sedang rantjangan oesoel dari Giin disampaikan
                                                               kepada Gityoo, sedang rantjangan oesoel dari Giin
                                                               disampaikan kepada Gityoo dengan perantaraan
                                                               Zimukyoku-tyoo.”




                            SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   241
                              REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         A BUKU SATU DPR 100 BAB 04 CETAK BARU.indd   241                                                          11/18/19   4:51 AM
   238   239   240   241   242   243   244   245   246   247   248