Page 240 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 240

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   dalam kerangka persiapan kemerdekaan. Wadah  itu adalah Badan
                                                   Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (Dokuritsu Zyunbi
                                                   Cosakai). Dalam badan itulah bangsa Indonesia melalui para pendiri
                                                   bangsa merancang dan merumuskan Negara Indonesia merdeka, baik
                                                   dari landasan dasar Negara, wilayah negara, dan susunannya. Suatu
                                                   badan yang juga dibentuk dalam masa pendudukan Jepang adalah Cuo
                                                   Sangi In, yakni badan pertimbangan
                                                         Pada  1 Agustus 1943, Panglima Tertinggi Tentara Ke-16
                                                   mengumumkan tentang garis besar rencana pengambilan bagian
                                                   dalam pemerintahan negeri yang meliputi Chuo Sangi-in, atau Dewan
                                                   Pertimbangan Pusat, dan Shu Sangi-kai, atau Dewan Pertimbangan
                                                   Daerah, serta jabatan tinggi lainnya yang diperuntukkan bagi orang-
                                                   orang Indonesia. Chuo Sangi-in hanya mempunyai fungsi sebagai
                                                   penasihat. Hal tersebut sebenarnya serupa dengan Volksraad atau
                                                   Dewan Rakyat yang sebelumnya dibentuk oleh Pemerintah Kolonial
                                                   Hindia Belanda. Kekuasaan Dewan Rakyat dapat dikatakan hanya
                                                   sebatas memberi nasihat saja, bukan merupakan badan legislatif
                     Pada waktu itu,               yang berlaku secara utuh. Saran atau nasihat yang diberikan adalah

                situasi perang tidak               khususnya berkisar pada persoalan anggaran, yaitu perhitungan
                     memungkinkan                  kelebihan dan kekurangan anggaran belanja, serta perihal peminjaman
                                                   uang. Untuk masalah tersebut, Gubernur Jenderal diwajibkan untuk
                       Jepang untuk                meminta nasihat dari Dewan Rakyat. Alasan mengapa dewan ini tidak
                    memikirkan dan                 diberi kekuasaan untuk membuat undang-undang, menurut Pleyte

                         membentuk                 yang ketika itu menjabat sebagai Menteri Urusan Tanah Jajahan, ialah
                  sistem perwakilan                karena anggota-anggota Dewan Rakyat tersebar di seluruh tanah
                                                   Hindia Belanda, dan mereka hanya dapat mempergunakan sebagian
                                 rakyat.           waktunya bagi kegiatan di dewan itu. Hak yang dimiliki Dewan Rakyat
                                                   di masa Hindia Belanda adalah hak petisi, yaitu hak mengajukan usul,
                                                   agar persoalan kepentingan penduduk di Hindia Belanda dapat diatasi.
                                                   Hak ini dapat diajukan oleh seluruh anggota, kecuali yang menyangkut
                                                   masalah pembuatan undang-undang. Selain hak petisi, ada pula hak
                                                   inisiatif atau hak untuk mengajukan rancangan undang-undang, hak
                                                   interpelasi atau hak meminta keterangan kepada pemerintah, serta
                                                   hak-hak lainnya yang berhubungan dengan pemerintahan negeri.
                                                         Pada waktu itu, situasi perang tidak memungkinkan Jepang
                                                   untuk memikirkan dan membentuk sistem perwakilan rakyat. Jepang
                                                   hanya mendirikan Chuo Sangi-in sebagai dewan yang hanya bertugas
                                                   untuk memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
                                                   oleh pemerintah pendudukan militer Jepang, serta mengajukan usul





                                       dpr.go.id   238





         A BUKU SATU DPR 100 BAB 04 CETAK BARU.indd   238                                                          11/18/19   4:51 AM
   235   236   237   238   239   240   241   242   243   244   245