Page 438 - BUKU SATU - DARI VOLKSRAAD KE KOMITE NASIONAL INDONESIA PUSAT 1918-1949
P. 438

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   “pembenaran sejarah”, sedangkan kecenderungan yang satunya lagi
                                                   menempatkan sejarah hanya sebagai ranah studi, tanpa segi praksis,
                                                   sehingga sejarah merupakan ranah praktis yang berguna secara
                                                   langsung bagi publik atau masyarakat.
                                                           Buku sejarah bangsa berparlemen jilid kesatu ini
                                                   memperlihatkan, sekaligus membuktikan, adanya kecenderungan
                                                   ideologis yang kuat ketika tujuan yang hendak dicapai adalah pelajaran
                                                   sejarah yang dapat dipetik. Dalam konteks ini, nilai-nilai sejarah jauh
                                                   lebih penting daripada fakta. Oleh karena itu, ia harus dikerjakan
                                                   dengan metodologi dan dengan dukungan sumber yang memiliki
                                                   tingkat kredibilitas yang tinggi.
                                                           Sebagai penutup dari uraian panjang sejarah Volksraad, Chuo
                                                   Sangi-In, BPUPKI, PPKI, hingga KNIP, dua kecenderungan terkait
                                                   kesinambungan dan  perubahan  pada  akhirnya  digunakan  untuk
                                                   memperoleh makna. Seturut dengan tujuan dalam pendahuluan,
                                                   maka tampak bahwa terdapat nilai atau makna dari kesinambungan
                                                   perjalanan bangsa dalam berparlemen. Pendekatan struktural telah
                                                   menunjukkan terjadinya perubahan nama badan atau lembaga,

                        Buku sejarah               tetapi unsur nilai kejuangan suatu bangsa menjadikannya sebagai
                                                   wadah untuk mewujudkan cita-cita yang tidak pernah padam, yakni
                                bangsa             kemerdekaan.

                        berparlemen                        Dengan demikian, apapun nama badan atau lembaga yang
                       jilid kesatu ini            memperlihatkan hakikat perwakilan dalam arti sesungguhnya, satu

                   memperlihatkan,                 hal yang jelas adalah bahwa melalui peran agensi kaum pergerakan
                                                   kebangsaan telah menjadikan wadah tersebut sebagai media
                             sekaligus             perjuangan. Adalah mereka yang memilih Volksraad, seperti Agus

                      membuktikan,                 Salim dan Mohammad Husni Thamrin, sebagai forum perjuangan, yang
                               adanya              disebut sebagai kaum “kooperasi”. Demikian, melalui pemikiran dan

                    kecenderungan                  gagasan politiknya, mereka tidak harus bertentangan dengan mereka
               ideologis yang kuat                 yang memilih jalur “non-koperasi”, seperti Soekarno dan Mohammad
                                                   Hatta, misalnya.
                 ketika tujuan yang
                     hendak dicapai

                   adalah pelajaran
                sejarah yang dapat

                                dipetik.









                                       dpr.go.id   440





         A BUKU SATU DPR 100 BAB 06 CETAK.indd   440                                                               11/18/19   4:53 AM
   433   434   435   436   437   438   439   440   441   442   443