Page 141 - BUKU DAULAT RAKYAT FAHRI HAMZAH
P. 141
FAHRI HAMZAH
DAULAT RAKYAT
Tentang Reformasi Parlemen dan Pelembagaan Demokrasi
pada tahun 1905, “tidak ada yang dapat meragukan bahwa
pada tahun 1900, dan bahkan, jauh sebelum tahun 1900,
Konstitusi Inggris telah berubah menjadi sesuatu seperti
demokrasi.” 73
Motivasi dan tujuan dari Reform Act tahun 1832 dan 1867
tidak lain adalah demokrasi. Pada waktu itu, konsekuensi
konstitusional memperluas hak pilih telah menimbulkan
kekhawatiran di kalangan kelompok mapan, yang hendak
mempertahankan hak prerogatif dan privilege. Namun di
lain sisi sekaligus ingin mencegah tindakan sewenang-
wenang dari monarki atau dari lembaga negara yang
sangat kuat. Undang-undang dibuat sebagai “mekanisme
untuk inklusi dan eksklusi, menentukan argumen
mana yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan,
sebagaimana juga menentukan siapa yang bertindak dan
saluran prosedur yang harus diikuti untuk mengatasi
keluhan masyarakat pemilih.”
Satu penolakan konstitusional Reform Acts adalah
untuk mengubah keseimbangan Konstitusi yang dianggap
ideal pada abad kedelapan belas. Konstitusi seimbang
saat itu bergantung pada keberadaan kelas tradisional
dalam pemerintahan. Sebelum Revolusi tahun 1688-89
73 Jo Eric Khushal Murkens, “Unintended Democracy: Parliamentary Reform in the UK”,
in K.L. Grotke and Markus J. Prutsch, Constitutionalism, Legitimacy, and Power:
Nineteenth-Century Experiences, Oxford, UK, Oxford University Press, 2014 pp 351-370
134 DPR.GO.ID