Page 144 - BUKU DAULAT RAKYAT FAHRI HAMZAH
P. 144

BAB IV
                                   Dr. Fadli Zon, M.Sc
                        REFORMASI PARLEMEN DI BERBAGAI NEGARA



                 Commons,  Reform  Act  tahun  1832  berhasil  menghindari
                 otokrasi (pemerintah oligarkis) maupun pemerintahan
                 yang terlalu didominasi opini publik, sebagaimana

                 dimaksudkan oleh para pendukungnya (misalnya Lords
                 Melbourne dan Holland). Undang-undang ini juga berhasil
                 membangun pemerintahan parlementer secara mapan
                 di Inggris. Tahun 1832 ditandai dengan posisi puncak
                 parlemen sebagai lembaga.  House of Commons belum
                 pernah, dan tidak pernah lagi berposisi sangat penting
                 seperti saat itu.  Tahun 1832 pemerintahan beralih ke
                 pemerintah berdasarkan wakil-wakil terpilih dari kelas

                 menengah.  Tujuan  dari  konsep lama,  seperti  checks
                 and balances, akan dapat dicapai dengan keseimbangan
                 kekuatan  antara  pemerintah  dan  parlemen.  Pada  tahun
                 1832, seorang sarjana muda yang bernama John James
                 Park memperkenalkan istilah “parliamentary government”
                 untuk menggambarkan pergeseran dari “oligarchic
                 government”. Apakah itu berarti cabang eksekutif telah
                 digabung menjadi legislatif, atau legislatif digabung ke

                 dalam eksekutif adalah pertanyaan berbeda. Faktanya
                 adalah bahwa eksekutif dan legislatif bergabung, tidak
                 dipisahkan.
                   Dalam sistem baru ini,  House of Commons adalah

                 wilayah otonom dimana eksekutif, sebagaimana diatur





                                           137 DPR RI
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149