Page 145 - BUKU DAULAT RAKYAT FAHRI HAMZAH
P. 145

FAHRI HAMZAH
                                     DAULAT RAKYAT
                           Tentang Reformasi Parlemen dan Pelembagaan Demokrasi



                 dalam kabinet, menarik otoritasnya. Agar berfungsi
                 dengan baik, wewenang eksekutif harus diisolasi dari
                 dua sumber saingan kuat – kerajaan dan rakyat.  Pada

                 kenyataannya, upaya kerajaan untuk mengendalikan
                 parlemen terbukti selalu gagal.
                   Untuk mengilustrasikan ini, pada musim gugur tahun
                 1834, William IV membubarkan Kabinet Lord Melbourne.

                 Tindakan ini dipandang oleh beberapa kelompok sebagai
                 pelaksanaan hak prerogatif tirani dan penyalahgunaan
                 kebijaksanaan eksekutif. Namun pelaksanaan kekuasaan
                 raja terbukti tidak efektif, ketika Melbourne kembali
                 menjadi Perdana Menteri setahun kemudian. Dengan kata
                 lain, Kerajaan  kehilangan kekuasaan, setelah Undang-
                 undang 1832, membuktikan aspek yang lebih jauh dari

                 kondisi politik yang kemudian membuka jalan bagi
                 demokrasi, dimana kekuasaan politik telah bergeser dari
                 kerajaan ke House of Commons.
                   Penyelesaian konstitusional berlanjut pada tahun 1867,

                 dimana pada tahun itu ditegakkan sistem pemerintahan
                 parlementer yang telah dimulai pada tahun 1832.  Hak pilih,
                 pemerintahan,  dan reformasi administratif  tidak secara
                 eksplisit dan fundamental mengubah konsepsi legal dari
                 konstitusi. Gelombang ketiga reformasi antara tahun 1883
                 dan 1885 merasionalisasi sistem pemilu menjadi seragam





                                           138 DPR.GO.ID
   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150