Page 212 - BUKU DAULAT RAKYAT FAHRI HAMZAH
P. 212

BAB V
                                   Dr. Fadli Zon, M.Sc
                            REFORMASI PARLEMEN DI INDONESIA



                 tersedia dan disediakan secara baik oleh unit-unit yang
                 ada di DPR. Selain itu, penguatan kelembagaan legislatif
                 adalah pula merancang-bangun alur kegiatan legislasi

                 mulai dari penyiapan bahan sampai ke publikasi produk
                 harus lebih jelas, ringkas, mudah, dan pasti.

                 5.3. Kemandirian DPR RI

                   Agenda ketiga adalah kemandirian DPR RI. Di dunia
                 internasional, dalam dua dekade terakhir otonomi parlemen
                 sudah menjadi isu penting bagi penguatan keparlemenan.
                 Peresmian otonomi parlemen (autonomy of parliament)

                 telah dilakukan oleh Association of Secretaries General of
                 Parliaments (ASGP) pada tahun 1998 melalui hasil studi
                 yang telah disetujui di Moskow dan dipublikasikan dalam
                 the Constitutional and Parliamentary Information. Studi
                 lanjut tentang kemandirian parlemen terus dilakukan
                 dan laporan tentang “Autonomy Parliament in Its Various
                 Aspect” telah disusun dan disetujui pada pertemuan ASGP
                 pada tanggal 3 Mei 2007 di Bali.

                   Menurut Inter-Parliamentary Union (2010), penerapan
                 prinsip-prinsip otonomi parlemen menunjukkan beberapa
                 aspek perbedaan meskipun secara umum dititik-beratkan

                 pada  parliamentary  responsibility  for  its  own  staffing,






                                           207 DPR RI
   207   208   209   210   211   212   213   214   215   216   217