Page 27 - BUKU DAULAT RAKYAT FAHRI HAMZAH
P. 27

FAHRI HAMZAH
                                     DAULAT RAKYAT
                           Tentang Reformasi Parlemen dan Pelembagaan Demokrasi



                 reaksioner,  karena mengaburkan batas antara kaum
                 proletar dan kaum borjuis. 8

                   Secara tradisional populisme dipandang sebagai anti-
                 tesis demokrasi, khususnya demokrasi liberal. Namun
                 bagi Laclau, seperti halnya dengan Mouffe, secara filosofis
                 populisme dipandang sebagai logika diskursif khusus dari
                 rantai kesetaraan, penanda kosong dan antagonisme.

                 Karena itu, populisme tidak secara otomatis menentang
                 demokrasi. Memang, keduanya dapat diartikulasikan
                 bersama, dan wacana populis dapat memiliki peran
                 penting dalam menghidupkan kembali demokrasi (liberal)
                 yang telah menjadi  sistem basi  dan tertutup. Argumen
                 ini mungkin untuk Laclau dan Mouffe karena mereka
                 memiliki  pandangan  non-esensialis  tentang  populisme

                 dan demokrasi, dan, bagi mereka, populisme, demokrasi
                 dan liberalisme adalah hasil dari artikulasi historis yang
                 tidak pasti. 9
                   Margaret Canovan (2001) berpendapat dalam nada

                 yang sama dengan Mudde. Partai-partai populis
                 dan para pemimpin karismatik mengklaim untuk
                 mengimplementasikan kehendak rakyat yang sejati
                 tanpa perantara dan menawarkan solusi sederhana


                 8    Lasse Thomassen, “Hegemony, Populism and Democracy: Laclau and Mouffe Today”,
                      Revista Española de Ciencia Política (translated), Núm. 40. Marzo 2016, pp. 161-176
                 9     Thomassen, Ibid



                                           14 DPR.GO.ID
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32