Page 28 - BUKU DAULAT RAKYAT FAHRI HAMZAH
P. 28

BAB I
                                   Dr. Fadli Zon, M.Sc
                            ISU-ISU KONTEMPORER DEMOKRASI



                 untuk melakukannya. Mereka menyalahkan defisit politik
                 demokrasi elit politik serta organisasi internasional dan
                 rezim seperti Uni Eropa.

                   Karakteristik ini berlaku untuk populisme sayap kanan
                 dan populisme sayap kiri. Karakteristik fundamental
                 populisme sayap kanan adalah konstruksi perbatasan
                 yang tajam antara “the inside” dan “the outside”. Identitas

                 negara  sendiri  diadu  dengan  identitas  “orang  lain”,
                 yaitu orang asing. Dilihat dari perspektif ini, gerakan
                 imigran dan pengungsi menimbulkan ancaman bagi
                 identitas seseorang. Mudde (2007: 18-19) menyebut ini
                 sebagai “nativisme.” Identitas seseorang dikategorikan
                 untuk mendiskriminasi minoritas di dalam populasi,
                 seperti homoseksual dan mereka yang memilih gaya

                 hidup alternatif. Karenanya, populisme sayap kanan
                 jelas merupakan komponen yang tidak liberal. Beberapa
                 kesimpulan yang sangat berbeda telah ditarik dalam debat
                 tentang populisme dan dampaknya terhadap demokrasi
                 saat ini. Erica Frantz (2017) telah mengambil posisi sangat
                 skeptis, sedangkan Mudde (2013, 2014) telah mengadopsi
                 posisi yang moderat. Frantz (2017) memulai dengan
                 pernyataan deskriptif: Populisme menyebar di seluruh
                 dunia. Di Eropa, partai-partai populis telah menang di

                 Yunani, Hongaria, Italia, Polandia, Slovakia, dan Swiss.





                                           15 DPR RI
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33