Page 54 - BUKU TAHUNAN NASDEM TETAP KRITIS DI MASA KRISIS
P. 54

Fraksi         Partai         NasDem      keterbatasan korban dalam mengakses
           mempertimbangkan       beberapa     hal   hak atas  keadilan dan hak  atas
           terkait urgensi  RUU TPKS ini, antara     penanganan.
           lain sebagai berikut, Pertama fenomena
           kekerasan       seksual       terhadap    Keempat, korban  dan keluarga harus
           perempuan dan  anak yang terus            mendapat dukungan proses pemulihan
           meningkat. Beberapa bentuk kekerasan      dari negara, melalui Pusat Pelayanan
           seksual sudah diatur dalam peraturan      Terpadu Pemberdayaan Perempuan
           perundang-undangan      tetapi   belum    dan Anak (P2TP2A) untuk  membantu
           menyediakan     skema     perlindungan,   proses pemulihan  korban kekerasan
           penanganan dan  pemulihan korban.         seksual namun  peraturan undang-
           Sehingga    RUU     TPKS     ini  lebih   undang yang sedang berlaku belum
           dipandang  pada perspektif (fokus)        menyediakan jaminan atas pemenuhan
           perlindungan korban.                      hak-hak korban dan  keluarga  korban
                                                     karena    kekerasan    seksual    pada
           Kedua, korban mengalami  kesulitan        dasarnya tidak hanya membuat korban
           dalam mengakses  layanan medis,           terluka secara fisik, tetapi juga  psikis.
           psikologi dan bantuan  hukum. Korban      Hal  itu juga ini dialami oleh keluarga
           seringkali disalahkan, distigmatisasi     dan saksi korban. Dengan kata lain
           dan korban  mengalami reviktimisasi       pihak    korban    dan     keluarganya
           (dipersalahkan,     ditanya     dengan    mengalami penderitaan yang berlapis
           pertanyaan yang membuat korban tidak      dan bersifat jangka panjang akibat
           nyaman, bahkan dipertemukan dengan        kekerasan seksual.
           pelaku, dan lain sebagainya) di saat
           mereka sendiri sudah  mengalami           Kelima, mengharapkan ada dalam bab
           kekerasaan fisik maupun psikis.           membahas  khusus tentang korban,
                                                     keluarga korban dan  saksi, termasuk
           Ketiga, mengutip risalah kebijakan yang   perlindungan anak dan  disabilitas.
           diterbitkan oleh Komnas Perempuan         Selanjutnya mengurai jenis kekerasan
           menyebutkan      bahwa     tidak   ada    seksual seperti pelecehan  seksual,
           pengaturan yang komprehensif tentang      pemaksaan       hubungan       seksual,
           sembilan jenis kejahatan tersebut (yaitu   pemaksaan kontrasepsi,  pemaksaan
           pelecehan seksual, eksploitasi seksual,   aborsi dan eksploitasi seksual.
           pemaksaan kontrasepsi,  pemaksaan
           aborsi,     perkosaan,      pemaksaan     Keenam, Pemerintah Indonesia telah
           perkawinan, pemaksaan pelacuran,          menandatangani Konvensi CEDAW
           perbudakan  seksual, dan penyiksaan       (The Convention on the Elimination of
           seksual) sebagai tindak pidana tersebut   All Forms of Discrimination against
           peraturan perundang-undangan yang         Women), pada 24 Juli 1984 melalui UU
           berlaku, sehingga terjadi kekosongan      RI No. 7 Tahun 1984. Konvensi
           hukum yang  memberi dampak pada           mengisyaratkan     kewajiban    negara
                                                     untuk  menciptakan regulasi UU yang


                                                  35
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59