Page 88 - BUKU NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN EDISI KE-2
P. 88
KEPENTING AN NASIONAL D AN A GEND A PEMBANGUNAN
APBN 2022: Anggaran
Transisi di Tengah
Ketidakpastian
andemi Covid-19 yang berkepanjangan membuat risiko
ketidakpastian ekonomi masih terus tinggi. Meski penyebarannya
sudah melandai, belum satu pun negara yang berani menyatakan
Pbebas dari virus ini. Dampaknya terhadap perekonomian, termasuk
keuangan negara, masih sangat dirasakan.
Hampir semua negara terpaksa memperbesar defisit anggaran agar bisa
membiayai peningkatan kebutuhan dalam menghadapi dampak pandemi.
Agar bisa memastikan berbagai masalah bisa ditangani secara komprehensif,
penanganan pandemi COVID-19 membutuhkan pendanaan publik dalam
jumlah yang sangat besar. Membiayai insentif untuk menghadapi pelemahan
ekonomi dan penanganan sektor kesehatan membutuhkan tindakan tepat
waktu dan dana yang tidak sedikit.
Tidak hanya negara berkembang seperti Indonesia, beban berat juga
sangat dirasakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia seperti
Amerika Serikat (AS), Jepang dan China. Pada 2020 pemerintah AS terpaksa
menaikan defisit anggarannya menjadi 15% PDB, kemudian pada 2021
negara ini masih membutuhkan defisit 12,4% PDB. Angka-angka ini jauh di
atas defisit anggaran sebelum pandemi seperti pada 2019 yang hanya 3,2%
PDB.
Hal yang sama juga harus dilakukan oleh pemerintah Jepang. Pada 2020
negara Matahari Terbit ini menaikan defisit anggarannya ke posisi 10,28%
PDB dan pada 2021 sebesar 9% atau jauh dibandingkan sebelum pandemi
3,11% PDB. Begitu juga China, pada 2020 pemerintah negara Tirai Bambu
ini harus menaikan defisit anggarannya ke level 11,18% PDB dan 7,54% pada
2021, dari sebelum pandemi 6,34%.
Tekait pengelolaan anggaran menghadapi pandemi, DPR RI dan
pemerintah telah mengambil langkah cepat. Sejak awal merebaknya
kasus Covid-19 di berbagai negara pada Januari 2020, pemerintah telah
70