Page 576 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 576

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   pada pembangunan ekonomi yang mensyaratkan  topangan jaminan
                                                   tegaknya stabilitas politik dan keamanan nasional, pada gilirannya
                                                   telah menenggelamkan harapan terhadap hadirnya Lembaga parlemen
                                                   dengan peran dan fungsi yang ideal. Pasalnya DPR-RI  akhirnya menjadi
                                                   Lembaga dan kekuatan politik yang didesain dan diarahkan untuk
                                                   mendukung penuh pelaksanaan pembangunan ekonomi tersebut.
                                                           Agar lebih efektif mengontrol DPR/MPR , Pemerintahan Orde
                                                   Baru , dibawah pimpinan presiden Soeharto yang selalu melandasi
                                                   segala tindakannya secara konstitusional, terlihat dari serangkaian
                                                   ketetapan MPRS yang lahir dibawah kontrolnya, membuat strategi
                                                   melalui pemilihan umum. Pengisian ini didasarkan atas sebuah
                                                   Konsensus Nasioanl antara beberapa pimpinan partai-partai politik
                                                   dan militer. Konsensus juga menyepakati bahwa ABRI sebagai
                                                   kekuatan politik baru mendapatkan 20 persen kursi gratis di DPR
                                                   dan MPR tanpa mengikuti pemilu atau diangkat. Sistem kepartaian
                                                   juga disederhanakan yang ditandai oleh fusi partai politik pata 1973
                                                   sehingga menyisakan 2 partai politik saja dan satu Golkar, sebagai
                                                   wakil pemerintahn di DPR.
                                                           Dengan demikian , keberadaan DPR di era orde Baru lebih
                                                   dimaksudkan untuk menunjukan bukti bahwa pemerintahan Orde Baru
                                                   bersifat demokratis, dengan diselengarakannya pemilu setiap lima
                                                   tahun sekali. DPR seperti dijadikan sumber legitimasi  atas tindakan
                                                   dan semua kebijakan pemerintah. Namun selama kurun waktu yang
                                                   Panjang tersebut , kurang lebih selama 30 tahun pemerintahan Orde
                                                   Baru,  DPR sebagai Lembaga Legislatif tidak selalu sepenenuhnya
                                                   menjadi  alat legitamsi pemerintah, ada dimana khususnya di era
                                                   awal 1990-an, DPR juga berperan aktif dalam menjalankan tugas dan
                                                   perannya sebagai Lembaga yang mengawasi dan mengkritisi kebijakan
                                                   pemerintah. Melihat dinamika seperti yang telah dipaparkan dalam
                                                   buku ini, gambaran DPR  sebagai tukang stempel kebijakan pemerintah
                                                   tidak sepenuhnya benar.





















                                       dpr.go.id   578





         Buku 4 Bab VII CETAK.indd   578                                                                           11/22/19   6:07 AM
   571   572   573   574   575   576   577   578   579   580   581