Page 571 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 571

DPR MENGHAD API  TANTANGAN NA SIONAL  D AN
                                                                        GL OB AL  HINGGA  MA S A   AKHIR ORDE B AR U
                                                                                                      1992 – 1998


                                                   menyampaikan kronologis peristiwa yang terjadi dan tuntutan yang ada
                                                   di masyarakat. Selanjutnya, Hamzah menyampaikan “Pernyataan Sikap
                                                   F-PP DPR” yang ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris F-PP DPR,
                                                   serta dilampiri tanda tangan 87 anggota F-PP DPR. Dalam pernyataan
                                                   sikap itu dijelaskan, krisis yang dihadapi oleh bangsa Indonesia telah
                                                   berkembang dari krisis moneter menjadi krisis kepercayaan, baik dari
                                                   dalam negeri maupun luar negeri. Dengan demikian, apa pun yang
                                                   dilakukan pemerintah akan menjadi tidak efektif. Sebuah pemerintahan
                                                   yang tidak lagi mendapat kepercayaan rakyatnya, menurut F-PP DPR,
                                                   sama artinya dengan kehilangan legitimasi. Pemerintahan seperti itu
                                                   tidak akan mungkin dapat bekerja secara efektif. Oleh karena itu, F-PP
                                                   menegaskan, jalan satu-satunya untuk mengeluarkan bangsa Indonesia
                                                   dari krisis kepercayaan yang berkepanjangan adalah melalui perubahan
                                                   dan pembaruan pemerintahan. F-PP mengambil sikap, mendukung
                              F-PP juga            keputusan yang diambil oleh pimpinan DPR pada tanggal 18 Mei 1998,

                          menyerukan               yang mengharapkan demi kesatuan bangsa, agar Presiden Soeharto
                       kepada seluruh              secara arif dan bijaksana sebaiknya mengundurkan diri.
                                                         F-PP juga menyerukan kepada seluruh komponen bangsa untuk
                  komponen bangsa                  memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dengan tetap berpegang
                  untuk memelihara                 teguh kepada Pancasila dan UUD 1945. “Sikap F-PP sudah jelas, yaitu

                        persatuan dan              minta Presiden Soeharto mundur,” tegas Hamzah kepada pers. Proses
                     kesatuan bangsa               pengambilan keputusan F-PP tersebut telah bergulir sejak hari Jumat
                                                   (15/5), saat mulai diedarkannya penandatanganan dukungan terhadap
                         dengan tetap              sikap F-PP yang meminta agar Presiden Soeharto mengundurkan
                    berpegang teguh                diri. Hingga hari Senin (18/5) sikap tersebut telah didukung oleh

                    kepada Pancasila               56 angggota F-PP dari DPR maupun MPR. Selanjutnya, pernyataan
                       dan UUD 1945.               sikap tersebut disampaikan kepada Ketua F-PP DPR, yang kemudian
                                                   menyampaikannya kepada Rapim DPR. Untuk mempertegas sikap
                                                   fraksi, DPP PPP mengadakan rapat bersama seluruh anggota F-PP DPR
                                                   di Sekretariat DPP PPP Jalan Diponegoro 60 Jakarta, pada Senin tanggal
                                                   18 Mei malam. Dalam rapat itu diadakan perumusan kembali sikap
                                                   F-PP, yang kemudian diedarkan kepada anggota untuk mendapatkan
                                                   tanda tangan dukungan.
                                                         Setelah F-PP, Rapat Pleno DPR memberi kesempatan kepada
                                                   F-PDI untuk menyampaikan sikapnya. Ketua F-PDI DPR menjelaskan,
                                                   F-PDI mengambil sikap mendukung keputusan yang telah diambil
                                                   oleh pimpinan DPR. Seyogianya Presiden Soeharto mengundurkan
                                                   diri. “Lengser keprabon dengan penuh hormat dan dilaksanakan secara
                                                   konstitusional. Dan F-PDI berprinsip harus mikul dhuwur mendem





                           SEJARAH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT   571
                             REPUBLIK INDONESIA 1918 – 2018




         Buku 4 Bab VII CETAK.indd   571                                                                           11/22/19   6:07 AM
   566   567   568   569   570   571   572   573   574   575   576