Page 568 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 568

SEABAD RAKYAT INDONESIA
                  BERPARLEMEN



                                                   perwakilan FKSMJ itu membuat kelompok mahasiswa lain melakukan
                                                   negoisasi agar dapat masuk ke dalam. Sekitar pukul 13.00 WIB,
                                                   mahasiswa yang berada di luar pun mulai masuk ke dalam. 488
                                                         Pada 18 Mei 1998, sebenarnya tidak hanya mahasiswa yang
                                                   bergerak ke gedung DPR/MPR. Sejumlah tokoh yang tergabung dalam
                                                   Gerakan Reformasi Nasional juga mendatangi kompleks parlemen.
                                                   Tokoh yang datang antara lain Subroto, YB Mangunwijaya, Ali Sadikin,
                                                   Solichin GP, Rendra, dan Sri Edi Swasono. Tidak hanya itu, para tokoh
                                                   itu bahkan sempat berorasi di dalam gedung DPR. Salah satunya
                                                   adalah Dimyati Hartono, yang menuntut reformasi bidang politik,
                                                   ekonomi, dan hukum; serta tuntutan mundurnya Soeharto-Habibie.
                                                   Di tengah audiensi, perwakilan FKSMJ masuk. Mereka memanfaatkan
                                                   audiensi  itu untuk menuntut dilaksanakannya Sidang  Istimewa
                                                   MPR. Selain perwakilan UI dan FKSMJ, gedung DPR/MPR saat itu
                                                   sebenarnya juga sudah didatangi perwakilan Institut Pertanian Bogor
                                                   yang dipimpin Rektor IPB Soleh Salahuddin. Mereka menemui Fraksi
                                                   Karya Pembangunan (Golkar) dan Fraksi Persatuan Pembangunan.
                                                   Tuntutannya pun sama, reformasi di segala bidang.
                                                         Dalam waktu yang bersamaan, Ketua PP Muhammadiyah Amien
                                                   Rais juga sedang mengadakan pertemuan dengan Komisi II DPR. Dalam
                                                   pertemuan, Amien Rais menyatakan bahwa Sultan Hamengkubuwono
                                                   X siap memimpin long march pada 20 Mei 1998 di Yogyakarta untuk
                                                   menuntut digelarnya Sidang Umum Istimewa MPR dengan agenda
                                                   penggantian kepemimpinan nasional. Semakin besarnya tuntutan di
                                                   gedung DPR/MPR pada hari itu membuat Soeharto dan Orde Baru
                                                   semakin terdesak.
                                                         Sekitar pukul 15.20 WIB, mahasiswa dan aktivis yang ada di
                                                   dalam gedung DPR/MPR pun mendapat kejutan besar. Saat itu,
                                                   pimpinan DPR/MPR yang diwakili Harmoko membuat konferensi
                  Dalam waktu yang                 pers menyikapi tuntutan reformasi. Bagai petir di siang bolong, saat

                   bersamaan, Ketua                itu pimpinan DPR/MPR yang diwakili Harmoko meminta Soeharto
                 PP Muhammadiyah                   untuk mundur. Permintaan itu disampaikannya dengan didampingi

                     Amien Rais juga               pimpinan lain, yaitu Ismail Hasan Metareum, Abdul Gafur, Fatimah
               sedang mengadakan                   Achmad, dan Syarwan Hamid. “Dalam menanggapi situasi seperti
                                                   tersebut di atas, pimpinan Dewan, baik ketua maupun wakil-wakil
                 pertemuan dengan                  ketua, mengharapkan, demi persatuan dan kesatuan bangsa, agar
                        Komisi II DPR.             Presiden secara arif dan bijaksana sebaiknya mengundurkan diri,” kata

                                                   488 “20 Tahun Reformasi, Kisah Mahasiswa Kuasai Gedung DPR pada 18 Mei 1998”, https://nasional.
                                                      kompas.com/read/2018/05/18/06060041/20-tahun-reformasi-kisah-mahasiswa-kuasai-
                                                      gedung-dpr-pada-18-mei-1998?page=all.




                                       dpr.go.id   568





         Buku 4 Bab VII CETAK.indd   568                                                                           11/22/19   6:07 AM
   563   564   565   566   567   568   569   570   571   572   573