Page 566 - BUKU EMPAT - DPR RI MASA ORDE BARU: MENGUATNYA PERAN NEGARA 1967-1997
P. 566
SEABAD RAKYAT INDONESIA
BERPARLEMEN
bank-bank besar tersebut memburuk, tak terkecuali surat utang
pemerintah, peringkatnya ikut lengser ke level di bawah “junk” atau
menjadi sampah. Tak sampai di situ, kemudian ratusan perusahaan,
mulai dari skala kecil hingga konglomerat bertumbangan. Sekitar
70 persen lebih perusahaan yang tercatat di pasar modal mendadak
berstatus insolvent alias bangkrut. Sektor konstruksi, manufaktur, dan
perbankan adalah sektor yang terpukul cukup parah. Sehingga risiko
lanjutannya adalah lahirnya gelombang besar pemutusan hubungan
kerja (PHK). Pengangguran melonjak ke level yang belum pernah terjadi
sejak akhir 1960-an, yakni sekitar 20 juta orang atau 20 persen lebih
dari angkatan kerja. Akibat PHK dan melesatnya harga-harga barang,
jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan juga meningkat. Ketika
itu, angkanya tercatat mencapai sekitar 50 persen dari total penduduk.
Aksi-aksi demonstrasi mahasiswa rupanya mendorong
Soeharto untuk meresponsnya. Pada 15 April, dia meminta mahasiswa
mengakhiri protes dan kembali ke kampus. Pemerintah kemudian
487
Berbagai tuntutan juga menawarkan dialog pada 18 April tapi banyak perwakilan
dikemukakan, di mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang menolak hadir di
antaranya turunkan tempat dialog. Sebaliknya, aksi protes mahasiswa bahkan selanjutnya
Soeharto, adili menjadi gelombang demonstrasi yang cukup dahsyat. Berbagai
Soeharto dan kroni- tuntutan dikemukakan, di antaranya turunkan Soeharto, adili Soeharto
dan kroni-kroninya, laksanakan amandemen UUD 1945, hapus
kroninya ... Dwifungsi ABRI, laksanakan otonomi daerah yang seluas-luasnya,
tegakkan supremasi hukum, dan ciptakan pemerintahan yang bersih
dari mkolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN).
Demonstrasi mahasiswa pada gilirannya memperoleh dukungan
kalangan pengajar dan pimpinan perguruan tinggi serta lapisan
masyarakat lainnya. Dalam berbagai unjuk rasa itu, bentrok fisik
antara mahasiswa dan aparat keamanan tidak terhindarkan sehingga
banyak menimbulkan jatuh korban. Simpati makin luas dari berbagai
kalangan pun didapat mahasiswa. Media massa mulai berani secara
kritis memberitakan demonstrasi mahasiswa tersebut.
Sayangnya, kekerasan yang dilakukan aparat keamanan dalam
mengatasi aksi mahasiswa mengubah aksi damai menjadi tragedi,
menyusul penembakan dan kekerasan yang mengakibatkan empat
mahasiswa Trisakti tewas. Selain itu, 681 orang juga menjadi korban
luka dalam Tragedi Trisakti. Selain di Jakarta, mahasiswa yang jadi
korban kekerasan aparat juga ada di beberapa daerah lainnya, seperti
487 Kompas, 16 April 1998.
dpr.go.id 566
Buku 4 Bab VII CETAK.indd 566 11/22/19 6:06 AM