Page 56 - MAJALAH 228
P. 56

K A L E I D O S K O P    2 0 2 3
             BADAN AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA




                             Sosialisasi Cukai Rokok





                             Badan
                             Akuntabilitas
                             Keuangan
                             Negara
                             (BAKN) DPR
                             RI menggelar
                             sosialisasi
                             cukai hasil
                             tembakau (CHT)
            dengan Badan Pemeriksa Keuangan
            (BPK) di Bandung, Januari 2023
            silam. Ketua BAKN Wahyu Sanjaya
            mengungkapkan, ada temuan
            berulang terhadap permasalahan
            CHT, karena perusahaan rokok belum
            memahami sepenuhnya soal ini.    FOTO: BIANCA/NR
            Wahyu menyerukan agar BPK terus
            mengawasi CHT ini.
                                              Ketua BAKN DPR RI Wahyu Sanjaya saat memimpin pertemuan dengan BPK di Bandung, Jawa Barat, Januari lalu.
               Ada kenaikan CHT yang mesti
            diketahui besaran tarifnya untuk
            perusahaan pengeloha hasil        pemanfaatan DBHCHT ini, sehingga   dievluasi sejauh mana efektivitasnya.
            tembakau. Menurut Wahyu, perlu    daerah yang merupakan penghasil   Di Andalas, BAKN diterima Wakil
            perencanaan jangka panjang,       DBHCHT dengan daerah konsumen    Rektor IV Hefrizal Handra yang
            sehingga perusahaan dapat membuat   bisa mendapatkan perlakuan yang   didampingi Direktur Keuangan
            rencana jangka panjang atas produksi   seimbang. Jadi, tidak dipukul sama   Suhanda dan Fauzan Misra.
            hasil tembakau. Sebab, dalam      rata antara daerah penghasil dan   Universitas Andalas sendiri baru kali
            beberapa dialog yang disampaikan,   daerah penerima terkait masalah   ini meriset PMN bagi BUMN dan
            perusahaan rokok berharap kenaikan   DBHCHT,” kata Wahyu. DBHCHT   hasilnya kelak diserahkan kepada
            cukai dapat diinformasikan dengan   yang diterima Bea Cukai Soekarno   BAKN.
            terencana. Misalnya, tahun ini lima   Hatta hanya Rp680 juta. Bila dibagi 10
            persen, tahun depan lima persen,   persennya untuk dana pengawasan,   Evaluasi PMN
            tahun berikutnya juga lima persen.   itu tidak cukup dengan cakupan luas   Sekali lagi, BAKN menggelar
            Jadi, perusahaan bisa mengantisipasi.  wilayah Banten.             pertemuan membahas PMN. Kali
                                                                               ini pembahasan dilakukan di PT.
            BAKN Bahas DBHCHT                 Pengawasan PMN                   Krakatau Steel, Cilegon, Banten,
               Februari lampau, BAKN             BAKN DPR mendiskusikan        Mei silam. Ada hasil pemeriksaan
            menggelar pertemuan dengan        soal penyertaan modal negara     BPK soal ini. Dalam ikhtisar hasil
            Pemerintah Provinsi Banten dan    (PMN) dengan para akademisi      pemeriksaan semester (IHPS) I
            otoritas bea cukai bandara Soekarno-  dari Universitas Andalas, Padang,   Tahun 2022, Kementerian BUMN
            Hatta, membahas Dana Bagi Hasil   Sumatera Barat, Maret lalu. Kriteria   belum sepenuhnya melakukan
            Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).    pengucuran PMN bagi sejumlah     pengendalian atas pengelolaan
            Dikatakan Ketua BAKN Wahyu        BUMN pun dibahas. Dari hasil     beberapa program yang dibiayai
            Sanjaya, DBHCHT di Banten terlalu   diskusi ini, BAKN bisa memberikan   PMN tahun 2015-2019. Sehingga,
            kecil bila dibanding luasnya wilayah   rekomendasi bagi DPR ke mana PMN   tujuan pemberian PMN belum
            Banten. Perlu ada perbaikan regulasi   ini sebaiknya disalurkan.     tercapai sesuai roadmap BUMN
            menyangkut hal ini.                  Anggota BAKN Hendrawan        2015-2019.
               “Perlu ada perbaikan peraturan   Supratikno menyatakan, setelah    Hal tersebut mengakibatkan
            Kementerian Keuangan terkait      dikucurkan, pemanfaatan PMN harus   potensi terjadi keterlambatan dalam



             56   PARLEMENTARIA     EDISI 228     TH. 2023
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61